Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pembangunan dam parit antisipasi kekeringan lahan pertanian (Dok. Kementan)

Brebes, IDN Times - Dalam upaya menambah luas tanam dan menaikkan indeks pertanian (IP), Kementerian Pertanian (Kementan) mengandalkan Dam Parit. Salah satunya yang dibangun Desa Banjaran, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah yang dikelola Kelompok Tani Maju Jaya Abadi.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, pembangunan dam parit untuk mengantisipasi musim kering. Pembangunan itu diharapkan bisa menampung air hujan dan mengairi sawah, sehingga mampu meminimalisir kerugian petani.

"Program pembangunan embung itu merupakan program strategis untuk penampungan air hujan atau sumber sumber mata air di tempat lain. Luas layanan minimal 25 Ha (tanaman pangan), 20 Ha (hortikultura, perkebunan, dan peternakan)," ujar Mentan SYL, Rabu (26/4/2023).

1. Dam parit tingkatkan pendapatan petani

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) memastikan kebutuhan pangan hingga akhir tahun mendatang dalam kondisi aman. Hal tersebut disampaikan SYL pada program Business Talk (B-Talk) Kompas TV, Rabu, 19 Oktober 2022. (Dok. Kementan)

Menurut Mentan SYL, pembuatan dam parit untuk meningkatkan pendapatan petani melalui penerapan pertanian yang lebih baik. Proyek konservasi lahan juga diharapkan menyelamatkan lahan kritis dengan menanamkan tanaman konservasi produktif.

"Masyarakat dan para petani diharapkan bisa menjaga dan merawat apa yang telah dibangun oleh pemerintah," ujarnya.

Lebih jauh, Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Ali Jamil mengatakan, pembangunan dam parit di Kabupaten Brebes merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengantisipasi kekurangan air irigasi pada musim kemarau. Dengan dam parit, air sungai dapat ditahan dan ditampung untuk dialirkan ke lahan pertanian.

2. Antisipasi kekeringan lahan pertanian

Ilustrasi pertanian (Dok. ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar)

Ali Jamil menambahkan, keberadaan dam parit memang seharusnya bisa meningkatkan luas areal tanam dan angka produksi pertanian. “Sehingga yang menjadi skala prioritas alokasi kegiatan dam parit pertanian adalah lokasi rawan terdampak bencana kekeringan akibat anomali iklim,” imbuhnya.

Senada, Direktur Irigasi Ditjen PSP Kementan, Rahmanto menjelaskan, pembangunan dam parit dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan El Nino atau musim kering. Air hujan bisa ditampung dan mengairi sawah, sehingga meminimalkan kerugian petani dari ancaman kekeringan.

Ia mengungkapkan pembangunan dam parit harus dekat dengan kawasan pertanian. Rahmanto meminta semua pihak terutama Kelompok Tani (Poktan) untuk ikut mengelola dan memelihara dam parit bersama-sama. 

3. Meningkatnya indeks pertanaman

Dam parit, solusi untuk tingkatkan indeks penanaman (Dok. Kementan)

Berkat pembangunan dam parit ini, indeks pertanaman (IP) di wilayah Brebes yang rata-rata berjumlah 200, meningkat menjadi 300 dengan luas lahan 28,9 hektare (ha). Air sungai yang berlimpah bisa dimanfaatkan untuk mengairi lahan tani.

Hal ini juga menjadi salah satu solusi dari permasalahan yang kerap dialami oleh Poktan. Bantuan pembangunan dari Kementan diharapkan bisa dijaga dan dimanfaatkan sebaik mungkin demi kesejahteraan petani. (WEB)

Editorial Team