Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pemprov DKI Pangkas Subsidi, Imbasnya MRT Setop Rekrut Karyawan

ilustrasi MRT (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Jakarta, IDN Times - PT MRT Jakarta mengalami pengurangan subsudi dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan, Public Service Obligation (PSO) tahun 2020 turun menjadi sekitar Rp700 miliar. Pada 2019, PSO MRT Jakarta mencapai Rp825 miliar.

"Itu (PSO) untuk meng-cover operasi MRT, baik pemeliharaan sarana maupun prasarana dari Januari ke Desember 2020. Memang nilainya turun dari total Rp825 miliar, kemarin sekitar Rp700-an miliar," kata Wiliam kepada awak media di Stasiun Terpadu Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (17/6) kemarin.

1. MRT Jakarta akan lakukan efisiensi akibat pengurangan subsidi

Penumpang di MRT Jakarta. (IDN Times/Hana Adi Perdana)

William menyebutkan ada keterlambatan penandatanganan karena COVID-19. Pihaknya juga akan melakukan pengurangan-pengurangan serta efisensi, hal itu adalah imbas dari pemangkasan subsidi tersebut.

"Pertama kita akan melakukan efisiensi dan kedua melakukan upaya-upaya untuk mencari pendanaan lain seperti jasa periklanan atau non-fare-box," kata dia.

2. MRT tidak buka rekrutmen karyawan baru tahun ini

Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar (Tangkap Layar Zoom Diskusi: Paparan Direktur Utama MRT Jakarta: Kebijakan dan Protokol MRT Jakarta dalam PSBB Masa Transisi)

Salah satu dampak yang dirasakan MRT dari pemotongan subsidi ini adalah tidak melaksanakan rekrutmen karyawan baru selama 2020. Beberapa kegiatan juga akan ditunda untuk sementara waktu. 

"Ada beberapa efisiensi yang kami lakukan, seperti tahun ini kami tidak lakukan rekrutmen pegawai. Kemudian beberapa kegiatan, seperti simulator ditunda untuk tahun depan," katanya.

William juga mengatakan bahwa pengurangan subsidi ini tidak akan memengaruhi standar pelayanan minimum MRT.

3. Pemotongan subsidi tidak berpengaruh pada tarif MRT

IDN Times/Ashari Arief

Selain itu, kata William, pemotongan subsidi ini tidak akan berpengaruh pada tarif angkut MRT.

Pihaknya tetap akan beroperasi dengan tarif yang ada yakni mulai dari Rp3000 untuk jarak terdekat hingga Rp14 ribu untuk jarak terjauh.

Di sisi lain, William menyoroti adanya penurunan penumpang akibat pandemik COVID-19 dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Pada Januari 2020, penumpang MRT per hari mencapai 85 ribu orang, namun pada pertengahan April penumpang MRT hanya berjumlah lima ribu orang. Kini, setelah beberapa kegiatan telah kembali beroperasi, jumlah penumpang harian mulai bertambah.

“Sekarang saya cek 17 ribu penumpang sehari, sudah naik, saya kira kami cukup optimis ini akan sampai ke 60-65 ribu per hari beberapa bulan ke depan,”

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lia Hutasoit
Dwifantya Aquina
Lia Hutasoit
EditorLia Hutasoit
Follow Us