Sementara, Sekretaris Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan KWI, RD Aloysius Budi Purnomo yang menegaskan, Pancasila adalah bagian yang menyatu dengan kehidupan bangsa.
“Pancasila itu jiwa dan raga kita, ada di aliran darah dan detak jantung kita,” ujarnya.
Budi menyebut, Deklarasi Jakarta-Vatikan sebagai dokumen yang bersifat ekoteologis intereligius, mencakup seluruh agama dan kepercayaan, bukan hanya untuk katolik.
“Kita sedang membentuk persaudaraan ekoteologis intereligius dalam menghidupi Pancasila dan deklarasi ini,” tambah Romo Budi.
Dalam kesempatan yang sama, Jurnalis senior dan Dewan Pengawas LKBN Antara, Mayong Suryo Laksono juga mengingatkan bahwa Pancasila dan Deklarasi Jakarta-Vatikan memiliki fondasi nilai yang sama, yakni kebersamaan dan persaudaraan. Namun, ia menilai nilai-nilai ini sedang menghadapi tantangan nyata.
“Ada semacam ancaman dan gangguan di mana kebersatuan bangsa kita sedang terancam. Jangan diam-diam saja. Kalau tidak terus-menerus dihidupkan, maka akan hilang. Demikian juga Pancasila dan dokumen Jakarta-Vatikan ini. Yang bisa kita lakukan adalah menjadikan keduanya sebagai pegangan langkah hidup kita,” ucapnya.
“Konkretnya, kita hidup baik-baik dengan lingkungan sekitar. Kita berada di wilayah di mana kita harus jaga kebersamaan itu," sambungnya.