Jakarta, IDN Times - Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA), Ray Rangkuti, mengatakan kekalahan besar di Pilkada 2024 tidak hanya dialami PDI Perjuangan (PDIP). Partai Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga mengalami kerugian besar, karena kedua parpol besar itu kehilangan pemilih tradisionalnya.
"Di Pilkada 2024 ini, ada dua partai besar yang prestasinya menurun. Satu Partai Golkar, dua PKS. Di banyak tempat kedua partai ini banyak kehilangan pemilih tradisionalnya," ujar Ray ketika berbicara di Jakarta, Selasa (3/12/2024).
Ray mengambil contoh, dominasi Golkar kini tergeser Partai Gerindra di Jawa Barat. Sebab, calon gubernur pada Pilkada 2024 Dedi Mulyadi diprediksi bakal memimpin Provinsi Jawa Barat selama lima tahun ke depan.
Hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei menempatkan paslon Dedi-Erwan Setiawan meraih suara lebih dari 50 persen. Erwan memang adalah kader Partai Golkar, namun posisinya sebagai calon wakil gubernur.
"Golkar juga kalah di beberapa kota di Jawa Barat. Di Banten, yang semula dikuasai oleh basis Golkar, sekarang dikuasai oleh partai yang lain. Begitu juga dengan Riau dan Sumatra Selatan," katanya.
Pilkada di Provinsi Papua Barat Daya juga tak dimenangkan kader Golkar. Di Provinsi Sumatra Utara, Golkar unggul, namun kadernya, H. Surya, maju sebagai calon wakil gubernur mendampingi Bobby Nasution.
Sehingga, menurut Ray, Golkar juga sedang apes di Pilkada 2024, karena banyak kehilangan pemilih tradisionalnya.