ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Menurut Yayat, RDTR Jakarta tahun 2022 sudah mengarah pada konsep diversity, density, dan design (3D) dalam hal penyediaan transportasi berbasis transit.
Namun untuk kawasan Jakarta Pusat, kata dia, bisa makin banyak ditinggalkan karena mahalnya harga perumahan dan perkantoran. Hal ini akan berpengaruh pada upaya menaikkan jumlah penumpang angkutan massal yang ada di wilayah tersebut, seperti MRT yang jalurnya dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI.
"Gimana MRT bisa naikkan jumlah penumpang kalau penduduknya keluar semua? Gimana di sekitar Sudirman-Thamrin ada gak sekolah, rumah sakit, kampus, pelayanan pasar yang dekat yang orang bisa jalan kaki? Sekarang tantangannya itu pada lahan yang demikian berat, ada demand tinggi," kata dia.
Yayat mengatakan, jumlah penumpang MRT bisa tidak naik bertahun-tahun apabila wilayah sekitarnya tidak banyak penduduk meski potensi pasarnya ada di kawasan tersebut.
Sebab yang jadi masalah adalah menarik masyarakat ke area yang dijadikan TOD dengan pembiayaan perumahan yang terjangkau hingga kelengkapan fasilitas yang banyak.
"Sehingga TOD bisa berkembang dan kawasan itu banyak penduduk," kata dia.