Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Penyebab Utama Macet Jakarta, Dishub Soroti Populasi Sepeda Motor

ilustrasi kemacetan (IDN Times/Gregorius Aryo Damar P)
ilustrasi kemacetan (IDN Times/Gregorius Aryo Damar P)

Jakarta, IDN Times - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, mengatakan, salah satu alasan klasik penyebab kemacetan di Jakarta adalah pertumbuhan kendaraan bermotor yang sangat tinggi. Saat ini, kata dia, terdapat 12,8 juta kendaraan roda dua yang ada di Ibu Kota.

"Sesuai populasi kendaraan bermotor di Jakarta, motor kurang lebih ada 12,8 juta. Ini hanya di Jakarta," kata Syafrin dalam acara Focus Group Discussion (FGD) Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) 2022 yang digelar Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) di Jakarta, belum lama ini.

Sementara, kata dia, di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), jumlah kendaraan roda dua mencapai 19 juta.

Adapun di Jakarta ada 2,6 juta kendaraan roda empat, bahkan jumlah di Jabodetabek bisa lebih tinggi lagi.

1. Jumlah kendaraan tidak diimbangi penambahan infrastruktur

Kemacetan parah usai hujan yang mengguyur Jakarta (IDN Times/Rochmanudin)
Kemacetan parah usai hujan yang mengguyur Jakarta (IDN Times/Rochmanudin)

Menurut Syafrin, jumlah tersebut tidak diimbangi dengan penambahan infrastruktur jalan yang baik. Hal ini pula yang menyebabkan kemacetan di Jakarta sulit dikendalikan.

"Bahkan dalam 5 tahun terakhir, angka pertambahan jalan di Jakarta 0,001 persen. Artinya sangat rendah dan ini harus menjadi visi Jakarta untuk melakukan perubahan paradigma penanganan secara komprehensif," ujar dia.

Oleh karena itu, ujar Syafrin, apabila penambahan infrastruktur tidak dilakukan, maka Jakarta tidak akan mampu mengejar ekspektasi masyarakat tentang bagaimana mobilitas yang efisien karena pemerintah tidak hadir dari sisi layanan angkutan umum.

"Misalnya hanya menyediakan infrastruktur, tentu ada subisdi BBM dari pemerintah tanpa pikirkan mobilitas, artinya masyarakat yang nantinya akan memikirkan, saya beraktivitas dengan alat transportasi apa?" kata Syafrin.

2. Kecelakaan lalu lintas banyak disumbang kendaraan roda dua

IDN Times/Hana Adi Perdana
IDN Times/Hana Adi Perdana

Lebih lanjut, Syafrin mengatakan, kemacetan merupakan salah satu dampak negatif dari pertambahan jumlah kendaraan pribadi di Jakarta.

Selain menyebabkan macet, tingginya jumlah kendaraan pribadi juga mengakibatkan kecelakaan lalu lintas.

Data menunjukkan, ujar Syafrin, kecelakaan lalu lintas di Ibu Kota saat ini lebih banyak disumbang kendaraan roda dua.

"Dari 2018, total ada 60,7 persen masyarakat yang terlibat kecelakaan pakai motor," ujar Syafrin.

3. Jumlah kendaraan tinggi sebabkan pencemaran udara

Ilustrasi kendaraan memadati ruas jalan Tol Jagorawi, Cibubur, Jakarta Timur. (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)
Ilustrasi kendaraan memadati ruas jalan Tol Jagorawi, Cibubur, Jakarta Timur. (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Di samping itu, pencemaran udara juga menjadi dampak negatif lain atas tingginya penggunaan kendaraan pribadi.

Menurut Syafrin, data Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menunjukkan bahwa sumber pencemaran udara di Ibu Kota paling utama berasal dari kendaraan bermotor.

Secara persentase, kendaraan bermotor menyumbang 65-70 persen polusi udara di Ibu Kota.

"Ini sangat memprihatinkan. Dari 65-70 persen, kendaraan roda dua menyumbang (pencemaran udara) 44,5 persen," kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rendra Saputra
EditorRendra Saputra
Follow Us