Ilustrasi Pemilu (IDN Times/Mardya Shakti)
Selain itu, pemanfaatan media dan strategi politiknya juga perlu berubah. Anak muda terutama generasi Y dan Z sangat menyukai kemerdekaan, kebebasan, dan kesetaran.
Jika maju sebagai tokoh muda di politik tetapi masih sangat elitis dan susah dihubungi. Maka, tidak ada ubahnya politisi generasi Y dengan kehawatiran anak-anak muda terhadap politisi yang berjarak dengan masyarakat dan anak-anak muda.
“Perubahan strategi dan cara pandang politik akan menjadi peluang besar bagi anak-anak muda Indonesia yang maju di politik tahun 2024. Cara pandang itu tidak melawan sesuatu yang sudah ada, tetapi beradaptasi dengan zaman dan kebutuhan dari pemilih itu sendiri sangat penting," imbuh Arifki.
Sebelumnya, Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS) juga menilai bahwa pemilih di Indonesia akan memasuki era baru pada Pemilu 2024. Hal itu lantaran karakter pemilih muda dinilai lebih dinamis, adaptif, dan memberikan perhatian pada isu-isu domestik.
Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS, Arya Fernandes, mengatakan perubahan karakter pemilih tersebut tentu bakal mengubah arah kebijakan politik setelah Pemilu 2024.
Arya mengatakan, dalam survei yang digelar CSIS, ekonomi masih menjadi isu strategis bagi pemilih muda, sehingga masalah ini perlu mendapat perhatian dalam Pemilu 2024.
Tercatat 44,4 persen anak muda masih memperhatikan terkait kesejahteraan masyarakat, disusul 21,3 persen isu lapangan kerja, dan 15, 9 persen isu terkait pemberantasan korupsi. Kemudian, disusul 8,8 persen isu demokrasi dan kebebasan sipil, 6,2 persen isu kesehatan, serta 2,3 persen isu lingkungan hidup.
“Isunya juga menurut kami juga di level-level, isu ekonomi, masih strategis bagi anak muda. Misalnya, soal kesejahteraan masyarakat, akses kepada lapangan kerja dan isu job security ke depan juga tentu akan strategis, selain juga pemberantasan korupsi,” ujar dia di Auditorium CSIS, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (26/9/2022).