Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito berpose usai memberikan keterangan di Kantor Presiden, Jakarta (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Jakarta, IDN Times - Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito angkat bicara terkait alasan mengapa waktu isolasi bagi Warga Negara Asing (WNA), yang hanya berlangsung selama lima hari dan bukan dua pekan. Dia mengatakan hal ini dipertimbangkan melalui masukan dari sejumlah pakar.

"Semua memberi kesepakatan bahwa median dari angka masa inkubasi tersebut adalah lima hari dari data, maka dari itu merekomendasikan lima hari dikarantina," kata Wiku dalam konferensi pers melalui YouTube BNPB Indonesia, Selasa (29/12/2020).

1. WNA dan WNI dari luar negeri juga wajib tunjukan hasil negatif dan akan dites lagi

Ilustrasi Tes Usap/PCR Test. IDN Times/Hana Adi Perdana

Wiku mengatakan, baik WNA dan WNI yang masuk ke Indonesia dari luar negeri tetap harus memberikan hasil PCR negatif, dan dites lagi saat tiba serta menjalani isolasi.

"Sistem ini tidak bisa dilihat dari satu sisi saja, tapi dari banyak hal untuk kami bisa mengoptimalkan proses skriningnya, pencegahannya, tapi kehidupannya bisa berjalan lancar," ujarnya.

2. Larangan WNA masuk ke Indonesia mulai awal 2021

Ilustrasi masyarakat melakukan perjalanan luar kota (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Baru-baru ini Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menerbitkan regulasi berisikan larangan sementara bagi warga negara asing (WNA) masuk wilayah Indonesia. Keputusan pelarangan ini dilakukan seiring dengan adanya SARS-CoV-2 varian B117 yang pertama kali terdeteksi di Inggris dan memiliki tingkat penyebaran 70 persen lebih cepat.

Kebijakan ini berlaku sejak 28 Desember 2020 hingga 14 Januari 2021. Hal itu diatur melalui Surat Edaran Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 No 4/2020.

3. Ada varian baru mutasi SARS-CoV-2 dengan kode B117

Seorang warga yang tidak mengenakan masker melintas, di depan mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus corona. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Perlu diketahui, varian baru mutasi SARS-CoV-2 dengan kode B117 ini pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan dan Inggris. Varian baru COVID-19 tersebut lambat laun memulai gelombang pandemik lain di dunia.

Dikhawatirkan, karena tengah memasuki musim libur Natal dan Tahun Baru 2021, penyebaran mutasi virus corona bisa semakin parah. Hal tersebut terbukti dari munculnya varian baru dari mutasi virus tersebut di Singapura.

Editorial Team