Ilustrasi Bersalaman Lebaran (IDN Times/Sukma Shakti)
Dilansir dari nu.or.id, kata insyallah kerap diucapkan untuk janji yang potensial dilanggar, komitmen yang tidak teguh, atau harapan yang tidak pasti. Namun, bukan berarti semua itu tepat. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surah al-Kahfi ayat 23 sampai 24 sebagai berikut:
وَلا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَلِكَ غَدًا . إِلّا أَنْ يَشَاءَ الله
Artinya: Dan janganlah engkau mengatakan tentang sesuatu, ‘Aku akan melakukannya besok.’ Kecuali jika Allah menghendaki atau mengucapkan insyaallah.”
Dengan demikian, mengucapkan kata insyaallah sesungguhnya bersumber dari perintah Allah yang tertulis dalam Al-Qur’an. Ayat tersebut mengandung pelajaran bagi pengucapnya tentang pentingnya rendah hati.
Selain itu, juga terdapat bentuk keinsafan bahwa di balik segala peristiwa ada Sang Penentu. Kata insyallah merupakan wujud pengakuan atas kelemahan diri di hadapan Allah SWT sembari bekerja keras, karena proses yang ditempuh belum menemukan kepastian hasil.
Kata insyaallah juga mengandaikan seseorang untuk mempercayai adanya takdir dan iradah Allah SWT.