Pixabay.com/jacqueline macou
Tak hanya padi, Sudi juga menggarap lahan yang biasa ditanami sayur mayur. Sayangnya, imbas lahannya yang diambil untuk dijadikan bandara, kini Sudi harus mengontrak di lahan orang lain. Sekitar luasan 75m x 55m lahan bercocok tanam sayur mayur milik Sudi diambil untuk dijadikan lahan bandara.
Sudi biasa menanami kisaran tujuh pak bibit di lahan sayur-mayurnya.
“Biayanya bisa sekitar, satu pak sekitar 2 juta, jadi kalau tujuh itu 14 juta modal awal,” kata Sudi bercerita.
Panennya sendiri menurut Sudi cenderung tak menentu. Umumnya, Sudi bisa memanen 6 hingga 7 kuintal sayur mayur. Dalam setahunnya, menurut Sudi bisa bertotal satu ton dalam setahunnya.
Sudi dan keluarga sendiri paling banyak menanam cabai di lahannya. Sudi bercerita, dalam kondisi normal angka jual tertinggi mencapai Rp50.000 per kilonya. Atau kisaran maksimal lebih kurang Rp35 juta.
“Sekarang murah banget, Rp3.000 sekarang per kilonya,” kata Sudi.
Oleh sebab itu, di tengah masa pandemik ini, ketika harga jual justru turun, Sudi mengaku tak banyak menjual hasil panennya dan memilih untuk mulai menanam. Berharap musim panen nanti pandemik sudah berakhir dan harga berangsur membaik.