Jakarta, IDN Times - PDI Perjuangan menyampaikan selamat kepada DPP PKS yang sudah menyatakan akan mengusung pasangan Anies Baswedan-Sohibul Iman di Pilkada DKI Jakarta 2024. Ketua DPP PDI Perjuangan, Eriko Sotarduga, mengatakan hal itu merupakan tindakan berani.
"Kami mengucapkan selamat. Artinya itu hal yang baik, artinya itu ada yang berani menyampaikan, ada yang memang ingin menyampaikan menjadi satu calon," ujar Eriko di kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Selasa (25/6/2024).
Eriko kemudian mengingatkan di Pilkada DKI Jakarta 2024, tidak ada partai politik yang bisa mengusung pasangan calonnya sendirinya. Ambang batas partai politik bisa mengusung pasangan calon sendiri, minimal mendapat 22 kursi pada Pileg DPRD 2024.
"Hanya saya sekali lagi, dengan segala kerendahan hati tidak ada satu partai pun yang bisa mencalonkan sendiri, termasuk PDI Perjuangan, termasuk PKS. Nah tinggal bagaimana memenuhi minimum 22 kursi kalau saya tidak salah," ucap dia.
"Kalau PDI Perjuangan 15, perlu 7 kursi lagi. Kalau PKS kalau saya tidak salah 18, masih perlu 4 kursi lagi. Nah ini siapa? Apakah teman-teman media bisa menyampaikan ‘oh satu partai lagi ini pasti’. Kan belum tentu kan. Karena belum ada yang namanya keputusan final," sambungnya.
Dalam kesempatan itu, Sutarduga menegaskan, PDIP ingin mengusung kader banteng bisa maju di Pilkada DKI Jakarta. Sekalipun menjadi calon wakil gubernur.
"Ya tentu kami melihat ini satu hal yang menarik. Tetapi bagi kami, kami kan konsisten bahwa kami menginginkan kader kami maju, kader kami untuk dimajukan siapapun. Apakah nanti menjadi calon gubernur ataukah menjadi calon wakil gubernur, kita gak ada masalah. Itu Ibu Ketua Umum nanti yang memutuskan," ujar dia.
Lebih lanjut, PDI anggap semua pasangan calon belum final apabila belum didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD). Termasuk pasangan Anies-Sohibul.
"Sebenarnya begini, yang dikatakan final itu kan pada saat pendaftaran di KPUD, barangkali ya. Itulah finalnya, kalau masih katakanlah wacana apalagi belum mencukupi kursinya itu tentu masih bisa ada perubahan, jangankan itu, satu hari sebelum pendaftaran pun masih bisa berubah, ya namanya kalkulasi politik kan bukan kalkulasi sekedar matematika biasa, tetapi banyak yang dipertimbangkan," imbuhnya.