Sekum PP Muhammadiyah (Abdul Mu'ti (ANTARA/Anom Prihantoro)
Sekretaris Umum (Sekum) PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti sebelumnya menyebut ada bahaya politisi 'ikan lele' yang mengancam Indonesia. Menurutnya, kehadiran 'politisi ikan lele' ini juga dapat memperburuk penanganan pandemik COVID-19.
Mu'ti mengatakan istilah 'politisi ikan lele' ini dipinjam dari ungkapan Buya Syafii Ma'arif. Istilah itu digunakan untuk menunjukkan kepada mereka yang senang tampil untuk memperkeruh keadaan dan mengadu domba.
“Saya menyebut politisi ini tidak selalu mereka yang menjadi pengurus partai politik, tetapi orang yang pikirannya selalu mengaitkan berbagai keadaan itu dengan politik, berbagai persoalan dipolitisasi,” ujar Abdul Mu'ti dikutip dari laman resmi Muhammadiyah, Jumat (6/8/2021).
Mu'ti mengatakan politisi ikan lele ini adalah mereka yang bersikap partisipan dalam menggunakan popularitas. Menurutnya, di setiap kelompok partisipan, ada beberapa orang yang berperan sebagai 'politisi ikan lele'.
"Misalnya banyak yang mengaitkan dengan teori-teori konspirasi yang mengatakan bahwa COVID ini adalah buatan China, dan ini adalah cara China melumpuhkan Indonesia dan sebagainya. Saya kira pandangan-pandangan spekulatif itu tidak dapat kita benarkan, tapi itu juga berseliweran di masyarakat sehingga dalam keadaan yang serba sulit seperti sekarang ini ada kelompok-kelompok tertentu yang saya pinjam istilahnya Buya Syafii Ma’arif itu seperti politisi ikan lele," tutup dia.