Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
1000539929.jpg
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 197 megawatt peak (MWp) dengan dukungan battery energy storage system (BESS) 320 megawatt hour (MWh) resmi beroperasi di Provinsi Batangas, Filipina. Diresmikan langsung oleh Presiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos Jr. pada Senin (15/9). (Dok. Pertamina)

Intinya sih...

  • PLTS ini menjadi PLTS hibrida sekaligus baseload pertama di Filipina, memasok listrik bersih secara kontinyu.

  • Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. turut menyampaikan apresiasinya.

  • Proyek ini diperkirakan menekan emisi karbon hingga 265.933 ton CO₂e per tahun.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 197 megawatt peak (MWp) dengan dukungan Battery Energy Storage System (BESS) 320 megawatt hour (MWh) resmi beroperasi di Provinsi Batangas, Filipina.

Proyek yang dijalankan oleh Citicore Renewable Energy Corporation (CREC), perusahaan afiliasi Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), diresmikan langsung oleh Presiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos Jr. pada Senin (15/9).

1. PLTS hibrida sekaligus baseload pertama di Filipina

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 197 megawatt peak (MWp) dengan dukungan battery energy storage system (BESS) 320 megawatt hour (MWh) resmi beroperasi di Provinsi Batangas, Filipina. Diresmikan langsung oleh Presiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos Jr. pada Senin (15/9). (Dok. Pertamina)

PLTS ini dibangun di dua lokasi, yakni Lumbangan 125 MWp dan Luntal 72 MWp, keduanya berada di Provinsi Batangas. Dengan dukungan BESS, fasilitas ini menjadi PLTS hibrida sekaligus baseload pertama di Filipina, yang artinya PLTS ini mampu memasok listrik bersih secara kontinyu 24 jam sehari, 7 hari seminggu.

“Beroperasinya PLTS 197 MWp yang didukung BESS 320 MWh ini menjadi milestone penting tidak hanya bagi Filipina, tetapi juga Pertamina NRE. Sebagai pemegang saham CREC, kami sangat mengapresiasi capaian ini karena turut memperkuat portofolio energi terbarukan Pertamina NRE. Ini adalah awal dari target besar CREC, menambah kapasitas 1 GW per tahun dalam lima tahun ke depan,” ujar John Anis, CEO Pertamina NRE.

2. Apresiasi dari Presiden Filipina

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 197 megawatt peak (MWp) dengan dukungan battery energy storage system (BESS) 320 megawatt hour (MWh) resmi beroperasi di Provinsi Batangas, Filipina. Diresmikan langsung oleh Presiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos Jr. pada Senin (15/9). (Dok. Pertamina)

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. turut menyampaikan apresiasinya dan berharap CREC mampu konsisten mencapai target tersebut. Proyek ini juga menjadi inspirasi untuk mendorong pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia, khususnya dengan teknologi penyimpanan energi berskala besar untuk mengatasi tantangan intermitensi.

Selain memperkuat transisi energi, kinerja CREC juga impresif. Pada semester I-2025, perusahaan mencatat pendapatan ₱2,66 miliar (USD 134 juta) dengan laba bersih tumbuh 38 persen menjadi ₱630 juta (USD 32 juta). Harga sahamnya pun meningkat 32 persen sejak awal tahun.

3. Menekan emisi karbon hingga 265.933 ton CO₂e per tahun

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 197 megawatt peak (MWp) dengan dukungan battery energy storage system (BESS) 320 megawatt hour (MWh) resmi beroperasi di Provinsi Batangas, Filipina. Diresmikan langsung oleh Presiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos Jr. pada Senin (15/9). (Dok. Pertamina)

PLTS Batangas diperkirakan menekan emisi karbon hingga 265.933 ton CO₂e per tahun, jika asumsi penyerapan karbon 1 pohon setara 25 kg maka proyek ini setara dengan menanam  lebih dari 12 juta pohon.

Tidak hanya itu, PLTS ini juga siap memasok listrik bersih untuk 158.300 rumah tangga. Dampak positif ini sejalan dengan aspirasi Pertamina dalam mendorong transisi energi di kawasan ASEAN. (WEB)

Editorial Team