Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
050B99BA-7E8C-4394-BB4C-9F97CA56F298.jpeg
Palang Merah Indonesia (PMI) kembali mengirimkan bantuan pangan siap konsumsi untuk memperkuat layanan dapur umum di lokasi pengungsian korban banjir di Sumatra Utara (Sumut) dan Aceh. (Dok.PMI)

Intinya sih...

  • Abon dikemas dalam ukuran 50 gram per paket, mudah didistribusikan

  • PMI juga mengirimkan 100 ribu butir telur asin ke wilayah terdampak

  • Total terdapat 914 korban meninggal dunia akibat banjir Sumatra dan Aceh

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Palang Merah Indonesia (PMI) kembali mengirimkan bantuan pangan siap konsumsi untuk memperkuat layanan dapur umum di lokasi pengungsian korban banjir di Sumatra Utara (Sumut) dan Aceh.

Sebanyak satu ton abon diberangkatkan dari Jakarta pada Sabtu (6/12/2025) sore melalui Kapal Kemanusiaan PMI kolaborasi bersama Kalla Lines bersama sejumlah bantuan logistik lainnya.

Ketua Umum PMI Pusat Jusuf Kalla menjelaskan, bantuan abon ini dipilih karena praktis, tahan lama, dan dapat langsung dikonsumsi bersama nasi maupun mi instan ataupun bahan pangan utama yang tersedia di pengungsian.

“Abon tidak mudah basi, awet, dan harganya terjangkau. Ini sangat membantu pemenuhan kebutuhan gizi penyintas dalam situasi darurat,” ujar JK dalam keterangan tertulisnya, Minggu (7/12/2025).

1. Abon dikemas dalam ukuran 50 gram per paket

Palang Merah Indonesia (PMI) kembali mengirimkan bantuan pangan siap konsumsi untuk memperkuat layanan dapur umum di lokasi pengungsian korban banjir di Sumatra Utara (Sumut) dan Aceh. (Dok.PMI)

Seluruh abon dikemas dalam ukuran 50 gram per paket, sehingga lebih mudah didistribusikan langsung kepada keluarga maupun individu di tenda pengungsian.

Pada tahap awal, abon dipesan dari sentra UMKM di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Namun pemesanan tersebut dibatalkan karena mitra UMKM tidak mampu memenuhi kebutuhan dalam waktu cepat.

“Untuk memastikan bantuan tiba tepat waktu, PMI akhirnya bekerja sama dengan sentra UMKM di Jakarta yang sanggup menyiapkan satu ton abon hanya dalam dua hari, termasuk proses produksi dan pengemasan,” kata Relawan PMI Propinsi DKI Jakarta, Husain Abdullah.

2. PMI juga telah mengirimkan 100 ribu butir telur asin

Kondisi pascabanjir di Tamiang (Dok. BNPB)

Abon tersebut kini sedang dalam perjalanan menuju wilayah terdampak dan akan segera didistribusikan ke titik-titik pengungsian di Sumut dan Aceh oleh PMI daerah dibantu para relawan di lapangan.

Sebelumnya, PMI juga telah mengirimkan 100 ribu butir telur asin ke sejumlah wilayah terdampak bencana di Sumatra Barat, Sumatra Utara dan Aceh.

Proses Pengiriman melalui udara meggunakan pesawat hercules TNI AU melalui Lanud Halim Perdanakusuma dilakukan bertahap, karena sentra produksi telur asin di Brebes Jawa Tengah, hanya mampu memproduksi 10 ribu butir telur asin setiap harinya.

3. Total terdapat 914 korban meninggal dunia

Kayu yang terbawa banjir di Kecamatan Garoga, Kabupaten Tapanuli Utara. (Dok. Kementerian Lingkungan Hidup)

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Sabtu (6/12/2025) malam WIB, total korban meninggal dunia akibat banjir Sumatra mencapai 914 orang, sementara 389 orang lainnya masih dinyatakan hilang.

“Bertambah 47 jiwa dari posisi kemarin di 867 jiwa. Jumlah korban meninggal secara total 914 jiwa,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam konferensi pers daring di Youtube BNPB.

Berikut data terbaru korban bencana banjir dan longsor di tiga provinsi di Sumatra yang diumumkan BNPB:

• Sumatra Utara: 329 meninggal, 82 hilang

• Aceh: 359 meninggal, 94 hilang

• Sumatra Barat: 226 meninggal, 213 hilang

Editorial Team