Polisi Sebut Akbar Jatuh dari Pagar Saat Demo, Ini Respons Orangtuanya

07 Okt 2019, 17:13 WIB

IDN Times/Aulia Fitria

Jakarta, IDN Times - Keluarga Akbar Alamsyah Rahmawan (19), korban kekerasan demonstrasi di dekat Gedung DPR RI, hanya ingin fokus pada kesembuhan anak bungsunya sehingga enggan berkomentar masalah lain. Termasuk soal pernyataan polisi yang menyebut Akbar terluka lantaran jatuh dari pagar restoran Pulau Dua.

Ibu Akbar Alamsyah, Rosminah melempar jawaban pada suaminya, Adang, saat IDN Times menanyakan tanggapan tentang peristiwa yang menimpa putranya versi polisi tersebut.

"Jatuh? Kata polisi yang mana? Sudah ngomong saja sama bapak," ujarnya saat dihubungi IDN Times, di Jakarta, Senin (7/9).

1. Orangtua korban enggan berkomentar

IDN Times/Dini Suciatiningrum

Ayah Akbar Alamsyah, Andang enggan berkomentar banyak. Dia hanya memikirkan kesehatan putranya.

"Sementara ini saya gak bisa ngomong apa-apa, saya fokus sama anak dulu," ucapnya.

2. Orangtua tidak kenal teman-temannya

IDN Times/Candra Irawan

Andang mengaku tidak mengenal dua teman Akbar Alamsyah yang menjadi korban juga saat peristiwa demo 25 September terjadi.

"Saya kurang paham juga kalau masalah itu, saya benar-benar gak tahu, saya juga tidak kenal temannya, sudah ya mbak," ujarnya sambil menutup saluran telepon.

3. Akbar Alamsyah masih koma

IDN Times/Dini Suciatiningrum

Aksi demo yang terjadi di Gedung DPR pada Rabu (25/9) lalu, kembali menyisakan korban. Akbar Alamsyah Rahmawan saat ini masih terbaring koma di ruangan CICU nomor 108, lantai 2, Gedung Utama Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Senen, Jakarta Pusat.

Selang-selang menyelimuti tubuh remaja 19 tahun tersebut. Kepala pemuda yang akrab disapa Alam ini pun terbungkus dengan perban.

"Sudah sembilan hari ini Alam koma," ujar sang ibu, Rosminah, kepada IDN Times, Minggu (6/10).

4. Akbar Alamsyah hanya melihat demo

IDN Times/Aldzah Fatimah Aditya

Rosminah mengungkapkan, saat kejadian Akbar Alamsyah tidak mengikuti demo, namun dia hanya nongkrong melihat demo di rumah temannya yang berada di sebuah gang kecil di daerah Slipi, Jakarta Barat, pada Kamis (26/9) lalu sekitar pukul 01.00 malam

Namun sayang, saat demo tersebut pecah, Alam yang tidak mengerti apa-apa ikut terseret.

"Saat itu mereka bertiga termasuk anak saya mendengar langkah derap kaki aparat yang sedang menyisir, otomatis mereka kabur. Dua temannya diinjak-injak sedangkan anak saya hilang entah ke mana," ujarnya.