Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi perundungan
ilustrasi perundungan (IDN Times/Aditya Pratama)

Intinya sih...

  • Polisi telah mengetahui identitas terduga pelaku bullying siswa di Cikarang Barat. Kepolisian telah berkoordinasi dengan pihak sekolah dan orang tua pelaku.

  • Siswa AAI menjadi korban bullying saat istirahat sekolah. Dipanggil kakak kelasnya ke lapangan bola dan dipukul secara bergantian oleh belasan kakak kelasnya.

  • Akibat bullying, siswa AAI mengalami patah rahang sebelah kiri dan terdapat robekan di rongga mulut. AAI menjalani operasi bedah mulut di RSUD Kota Bekasi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bekasi, IDN Times - Polres Metro Bekasi memastikan proses hukum kasus bullying atau perundungan siswa SMK Negeri 1 Cikarang terus berjalan. Adapun, siswa AAI korban bullying hingga rahang patah masih menjalani perawatan.

Kapolres Metro Bekasi, Kombes Mustofa mengatakan, kasus tersebut sedang dilakukan penyelidikan oleh Unit Reskrim Polsek Cikarang Barat dan Satreskrim Polres Metro Bekasi.

"Sudah kami tindak lanjuti laporan korban, semua sudah ditangani," katanya, Kamis (18/9/2025).

1. Identitas pelaku sudah diketahui

Kapolres Metro Bekasi, Kombes Mustofa. (Istimewa)

Mustofa menjelaskan, pihaknya telah mengetahui identitas terduga pelaku bullying. Saat ini, kepolisian juga telah berkoordinasi dengan pihak sekolah dan orang tua pelaku.

"Terduga pelaku juga sudah teridentifikasi. Jajaran Polsek Cikarang Barat sudah melakukan koordinasi dengan pihak sekolah dan orang tua," kata dia.

2. Kronologi bullying siswa di Cikarang

Ayah korban, Indra Prahasta (41). (Istimewa)

Sebelumnya, siswa AAI menjadi korban bullying atau perundungan saat sekolah di SMK Negeri 1 Cikarang Barat. Mirisnya, aksi perundungan tersebut diduga dilakukan belasan kakak kelas korban.

Ayah korban, Indra Prahasta, 41 tahun, menceritakan peristiwa itu terjadi saat AAI sedang istirahat sekolah pada Selasa, 2 September 2025 siang. Saat itu, korban dipanggil sejumlah kakak kelasnya dan dibawa ke lapangan bola yang berlokasi tepat di belakang gedung sekolah.

Setelah tiba di lapangan, AAI dipaksa berjongkok dengan wajah menatap ke atas. Setelah itu, korban langsung dipukul secara bergantian oleh belasan kakak kelasnya itu.

“Mereka berjejer, mukulin anak saya satu per satu. Satu orang bisa mukul sampai delapan kali. Setelah selesai, bergeser, lalu giliran lain,” katanya kepada jurnalis, Kamis (18/9/2025).

3. Korban harus menjalani operasi

Korban bullying di Bekasi. (Istimewa)

Akibat bullying tersebut, siswa AAI mengalami luka serius. Dari hasil rontgen, korban mengalami patah rahang sebelah kiri dan terdapat robekan di rongga mulut.

AAI juga sempat menjalani operasi bedah mulut di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bekasi pada Jumat, 5 September 2025. Pasca-operasi, AAI masih merasakan mual hingga muntah-muntah.

“Kondisinya sekarang masih lemah. Untuk makan dan minum hanya bisa lewat selang. Berat badannya turun, sering mual dan muntah. Kalau banyak bicara, tenggorokannya sakit dan kadang muntah,” ungkap Indra.

Editorial Team