Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Mantan Menteri ESDM, Sudirman Said ketika berbincang di program Gen Z Memilih. (IDN Times/Fauzan)
Mantan Menteri ESDM, Sudirman Said ketika berbincang di program Gen Z Memilih. (IDN Times/Fauzan)

Jakarta, IDN Times - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera, mengakui membuka komunikasi dengan mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, terkait Pilkada DKI Jakarta. Begitu juga dengan Anies Baswedan. Keduanya merupakan sahabat baik bagi PKS. 

Tetapi sejauh ini, Sudirman belum dipastikan ikut meminta dukungan PKS agar dapat maju di Pilkada Jakarta. "Tapi, kalau Mas Dirman (Sudirman Said) maju (Pilkada Jakarta), mudah-mudahan Mas Anies malah dukung Mas Dirman, misalnya," ujar Mardani di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin (20/5/2024). 

Mardani mengatakan dari hasil Pemilihan Legislatif 2024-2029, PKS mendapatkan 18 kursi di DPRD. Sehingga, wajar bila banyak pihak yang mendatangi PKS untuk berkoalisi di Pilkada Jakarta.

"Tentu karena PKS (memiliki) 18 kursi, banyak yang datang ke PKS. Mas Dirman komunikasi sih ada. Tapi apakah meminta didukung atau tidak, Mas Dirman dan Mas Anies lebih baik bincang dulu berdua," tutur pria yang juga anggota Komisi II DPR itu. 

Nama Sudirman mencuat setelah sebelumnya diwacanakan maju di Pilgub Jakarta melalui jalur independen. Namun, usai memasuki hari terakhir pada 12 Mei 2024, Sudirman tidak mengembalikan formulir dan dukungan dalam bentuk fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP). 

1. Para relawan sedang mencari jalan agar Sudirman bisa maju di Pilkada lewat parpol

Ketua Institut Harkat Negeri (IHN), Sudirman Said di Brebes, Jawa Tengah. (Dokumentasi Istimewa)

Sementara, Sudirman pernah mengungkap, majunya di Pilgub DKI Jakarta berkat dorongan dari relawan yang dulu dikelola saat kepentingan Pilpres 2024.

"Jadi, sejumlah relawan memberi tahu, 'Pak, bagaimana kalau kami coba jajaki di KPU soal jalur independen?' Ya, silakan saja. Sejumlah sahabat dan kelompok datang ke KPUD, menjajaki itu. Mereka melihat kemungkinan-kemungkinan ke sana. Yang terjadi baru penjajakan, mungkin juga minta akses. Setelah beberapa hari mereka proses ternyata tidak feasible karena seluruh persyaratan harus selesai pada minggu kemarin," ujar Sudirman di Jakarta pada 15 Mei 2024.

Relawan Sudirman sedang mencari jalan agar Sudirman bisa tetap maju melalui dukungan partai politik pada Pilkada DKI. Pendaftaran calon gubernur lewat jalur parpol mulai dibuka pada Agustus 2024. 

"Sejak Oktober 2023, partai pengusung paslon 01 terus bicara. Bagaimana kalau mempertimbangkan untuk maju melalui Pilkada. Ada yang menawarkan untuk kembali berlaga di Jawa Tengah dan ada yang membaca untuk ke Jakarta," tutur pria yang pernah menjabat sebagai Komisaris Utama PT TransJakarta itu.

Alih-alih mengejar jabatan publik, Sudirman mengklaim peluang untuk menjajaki Pilkada DKI dianggap sebagai panggilan untuk mengabdi. Kendati, ia tidak berambisi memburu jabatan sebagai calon gubernur. 

"Insyaallah, saya tidak dalam posisi meminta-minta dukungan atau menjajakan diri. Bukan mau jual mahal, tapi rasanya yang baik begitu ya. Bukan mencari, tapi kita menyediakan diri karena filosofi saya itu 'ketika ada di posisi publik, kita boleh bersiap tapi jangan ingin.' Saya ingin mengatakan kepada publik bahwa saya bersiap untuk diberi amanah tapi kita lakukan secara natural saja," katanya. 

2. Sudirman berpotensi lawan Anies di Pilkada DKI Jakarta

(IDN Times/Irfan Fathurohman)

Sudirman pun tak menampik bisa saja ia nanti berhadapan dengan Anies Baswedan pada Pilkada DKI Jakarta. Sebab, Anies diprediksi akan kembali maju usai gagal Pilpres 2024.

Sudirman menyebut, pada 23 April 2024 ia sudah mengatakan perjuangannya untuk mengawal Anies-Muhaimin melewati masa Pilpres sudah lewat. Kini menjadi momen bagi dirinya untuk membuka lembaran baru. 

"Jadi, sehari usai MK membacakan keputusannya, saya sudah mengucapkan (kepada Anies) selamat karena telah melalui perjuangan yang hebat. Hanya orang-orang terpilih yang bisa mencapai di titik ini. Sekarang, waktunya membuka chapter baru. Jadi, saya mengatakan tugas saya sudah selesai. Secara etika dan moral, sudah tidak ada beban apa pun," kenang Sudirman, kepada Anies. 

Sudirman pun menilai seandainya Anies memutuskan untuk maju lagi di Pilkada Jakarta, itu sepenuhnya hak politik mantan capres tersebut. DIrinya sendiri mengaku juga memiliki hak politik yang sama. 

"Saya juga harus menghormati sebagian besar relawan yang berada di bawah koordinasi saya yang menghendaki perjuangan ini diteruskan lewat pilkada. Perkara apakah kami jadi mendaftar (di Pilkada) atau tidak, atau mendapat dukungan parpol atau tidak, itu semua kan tergantung ikhtiar kita," tutur dia.

3. PKS fokus cari mitra koalisi baru tetapkan calon untuk diusung di Jakarta

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, buka suara soal peluang usung Sudirman Said di Pilkada Jakarta 2024. (IDN Times/Amir Faisol)

Sementara, menurut Mardani, PKS tengah fokus mencari parpol lain yang bisa dijadikan mitra koalisi di Pilgub Jakarta. Sebab, untuk bisa mengusung cagub-cawagub, parpol butuh minimal 22 kursi di DPRD Jakarta. Artinya, PKS perlu satu parpol lagi untuk memenuhi syarat tersebut. 

"Kami PKS dapat 18 kursi, kami kurang tiga kursi, jadi komunikasi dengan parpol dulu. Kalau kursi sudah cukup baru kami cari orangnya," ujar Mardani. 

Di sisi lain, ia mengatakan, Anies memiliki hak untuk maju lagi di Pilgub Jakarta. Sebab, ia baru satu periode memimpin Jakarta. 

"Tapi, bagi PKS sendiri dengan banyak pertimbangan tentu ingin mengajukan kader. Tetapi, politik itu kan dinamis dan sampai saat ini, kami masih mencermati," tutur dia. 

Lebih lanjut, Pilkada Jakarta 2024 cukup spesial sebab statusnya sudah bukan lagi ibu kota. Melainkan daerah khusus Jakarta. 

"Karena itu kami fokus untuk mencari (individu) yang mengurus Jakarta," katanya. 

Editorial Team