Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Batal Maju Independen, Sudirman Said Jajaki Pilkada DKI Lewat Parpol

Mantan Menteri ESDM, Sudirman Said ketika diwawancarai di program Gen Z Memilih. (IDN Times/Fauzan)
Intinya sih...
  • Sudirman Said tidak maju di Pilkada DKI Jakarta lewat jalur independen karena persyaratan harus diserahkan ke KPU minggu lalu.
  • Relawan Sudirman mencari jalan agar ia bisa maju melalui dukungan partai politik, pendaftaran calon gubernur lewat jalur parpol dibuka Agustus 2024.
  • Sudirman tidak menutup pintu untuk berkoalisi dengan partai politik di luar pengusung Anies-Muhaimin dan menganggap perjuangan ini sebagai panggilan untuk mengabdi.

Jakarta, IDN Times - Mantan Ketua Pelaksana Harian Timnas AMIN, Sudirman Said, mengaku tak jadi maju di Pilkada DKI Jakarta lewat jalur nonpartai atau independen. Sebab, setelah dijajaki, semua persyaratan termasuk dukungan sudah harus diserahkan ke KPU Jakarta sejak minggu kemarin. 

"Jadi, sejumlah relawan memberi tahu, 'Pak, bagaimana kalau kami coba jajaki di KPU soal jalur independen?' Ya, silakan saja. Sejumlah sahabat dan kelompok datang ke KPUD, menjajaki itu. Mereka melihat kemungkinan-kemungkinan ke sana. Yang terjadi baru penjajakan, mungkin juga minta akses. Setelah beberapa hari mereka proses ternyata tidak feasible karena seluruh persyaratan harus selesai pada minggu kemarin," ujar Sudirman ketika dikonfirmasi pada Rabu (15/5/2024). 

Para relawannya kini sedang mencari jalan agar Sudirman bisa tetap maju melalui dukungan partai politik. Pendaftaran calon gubernur lewat jalur parpol mulai dibuka pada Agustus 2024. 

"Sejak Oktober 2023, partai pengusung paslon 01 terus bicara. Bagaimana kalau mempertimbangkan untuk maju melalui Pilkada. Ada yang menawarkan untuk kembali berlaga di Jawa Tengah dan ada yang membaca untuk ke Jakarta," tutur pria yang pernah menjabat sebagai Menteri ESDM itu. 

Alih-alih mengejar jabatan publik, Sudirman mengklaim peluang untuk menjajaki maju di pilkada dianggap sebagai panggilan untuk mengabdi. Ia pun juga tidak mau terlihat bernafsu memburu jabatan sebagai calon gubernur. 

"Insyaallah, saya tidak dalam posisi meminta-minta dukungan atau menjajakan diri. Bukan mau jual mahal, tapi rasanya yang baik begitu ya. Bukan mencari, tapi kita menyediakan diri karena filosofi saya itu 'ketika ada di posisi publik, kita boleh bersiap tapi jangan ingin.' Saya ingin mengatakan kepada publik bahwa saya bersiap untuk diberi amanah tapi kita lakukan secara natural saja," katanya lagi. 

1. Sudirman tak tutup pintu jalin komunikasi dengan parpol di luar pengusung Anies-Muhaimin

Sudirman Said (IDN Times/Aryodamar

Sudirman mengaku tidak menutup pintu untuk bisa berkoalisi di pilkada dengan partai politik di luar pengusung Anies-Muhaimin saat pilpres lalu. Menurutnya, dengan berkoalisi di Pilkada dengan parpol pengusung lawan-lawan Anies-Muhaimin pun bisa menurunkan tensi politik yang panas ketika pilpres Februari lalu. 

"Karena bisa membuat koalisi berwarna-warni dan bisa mendinginkan suhu yang disebut politik identitas. Jadi, ini kan kesempatan baik bila bisa menjembatani berbagai warna, lalu fokus kepada tugas teknokrasi," ujar Sudirman. 

Ia mengaku relasinya dengan partai-partai pendukung Anies-Muhaimin tetap baik. Mereka melihat ini merupakan babak baru karena pilpres sudah selesai. 

"Kami juga bicara dengan teman-teman di sekitar Pak Prabowo. Karena kebetulan sahabat lama. Pada 2019 kan saya mendukung Pak Prabowo. Itu kan sesuatu yang biasa saja, me-review kembali. Siapa tahu ada kecocokan juga," kata dia.

2. Sudirman Said pernah maju jadi cagub di Jateng pada 2018 dan didukung Gerindra

Wakil Kapten Timnas AMIN Sudirman Said (kiri) dan Ketua THN Timnas AMIN Ari Yusuf Amir. (IDN Times/Amir Faisol)

Pada 2018 lalu, Sudirman Sadi juga pernah terjun ke Pilkada Jawa Tengah sebagai calon gubernur. Ketika itu, ia berpasangan dengan Ida Fauziyah. Namun, Sudirman-Ida kalah dari pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin.

Sudirman-Ida yang diusung oleh Gerindra, PKB, PKS, dan PAN meraih 7.267.993 atau (41,22 persen). Sedangkan, Ganjar-Yasin yang didukung oleh PDIP, PPP, Demokrat, dan NasDem mendapatkan 10.362.694 atau (58,78 persen). Meski kalah, Sudirman ketika itu tidak merasa kecewa. Sebab, ia berhasil meraih suara melebihi prediksi sejumlah lembaga survei.

"Terima kasih kepada relawan, berkat militansi relawan, politik Jawa Tengah berubah," ujar Sudirman di sebuah hotel di Semarang pada 2018 lalu. 

3. Sudirman berpotensi lawan Anies di Pilkada Jakarta

Anies Baswedan didampingi istri dan Sekjen PKS Aboe Bakar (IDN Times/Aryodamar)

Sudirman pun tak menampik bisa saja ia nanti akan berhadapan dengan Anies Baswedan di Pilkada Jakarta. Sebab, Anies diprediksi akan kembali maju usai gagal di pilpres Februari lalu. 

Sudirman menyebut, pada 23 April 2024 ia sudah mengatakan bahwa perjuangannya untuk mengawal Anies dan Muhaimin melewati masa pilpres sudah lewat. Kini menjadi momen bagi dirinya untuk membuka lembaran baru. 

"Jadi, sehari usai MK membacakan keputusannya, saya sudah mengucapkan (kepada Anies) selamat karena telah melalui perjuangan yang hebat. Hanya orang-orang terpilih yang bisa mencapai di titik ini. Sekarang, waktunya membuka chapter baru. Jadi, saya mengatakan tugas saya sudah selesai. Secara etika dan moral, sudah tidak ada beban apa pun," ujar Sudirman menirukan kalimatnya kepada Anies. 

Ia pun menilai seandainya Anies memutuskan untuk maju lagi di Pilkada Jakarta, itu sepenuhnya hak politik mantan capres tersebut. DIrinya sendiri mengaku juga memiliki hak politik yang sama. 

"Saya juga harus menghormati sebagian besar relawan yang berada di bawah koordinasi saya yang menghendaki perjuangan ini diteruskan lewat pilkada. Perkara apakah kami jadi mendaftar (di pilkada) atau tidak, atau mendapat dukungan parpol atau tidak, itu semua kan tergantung ikhtiar kita," tutur dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
Deti Mega Purnamasari
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Follow Us