Anies Tetap Pertimbangkan Nyagub di Jakarta Meski Turun Kelas

Jakarta, IDN Times - Mantan capres Anies Baswedan mengaku serius mempertimbangkan kembali maju di Pilkada Jakarta pada November 2024.
Keputusan itu disampaikan Anies ketika menghadiri acara halal bihalal dan silaturahmi PKL (Pedagang Kaki Lima) serta warga kampung Jaringan Rakyat Miskin Kota di Muara Baru, Penjaringan pada Minggu, 19 Mei 2024.
Dalam acara tersebut, Jaringan Rakyat Miskin Kota mendesak Anies untuk kembali maju dan mengurus Jakarta.
"Kami siap dukung penuh untuk memenangkannya," ujar perwakilan Jaringan Rakyat Miskin Kota, Sugiarta ketika membacakan sikap.
Merespons hal tersebut, Anies mengaku mendapatkan undangan dari beberapa partai politik dan diminta maju kembali sebagai calon gubernur Jakarta.
"Saat ini saya sedang mempertimbangkan. Apakah kembali atau tidak. InsyaAllah nanti istikarah lagi," kata Anies.
1. Anies khawatir Pilkada Jakarta curang seperti di Pilpres 2024

Sementara, Anies sempat mengungkapkan kekhawatirannya bila kembali maju di Pilkada 2024. Dia cemas praktik kecurangan yang terjadi di pilpres Februari lalu akan terulang pada November mendatang.
Anies khawatir jika lawan dalam kontestasi pilkada nanti menggunakan cara yang sama dengan yang dipakai lawannya di Pilpres 2024 kemarin. Namun, Anies tidak merinci lebih jauh cara lawan tersebut.
"Saya begini ibu sekalian, kemarin sudah ngerasain belum pilpres kemarin? Baik-baik enggak? Kalau berulang gimana? Kalau cara-cara yang sama dipakai gimana? Gimana tuh? Lawan?" tanya Anies.
"Lawan," kata warga menyerukan.
"Siap?" tanya Anies.
Siap!" kata warga.
"Benar? Sanggup?" tanya Anies lagi.
"Benar!" kata warga meyakinkan Anies.
2. Anies ingin pilkada yang damai, teduh dan jujur

Meski ia serius mempertimbangkan maju lagi di Pilkada Jakarta 2024, tetapi mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menginginkan kontestasi yang jujur. Ia tidak mau pemilu dikatakan tenang dan teduh tetapi dipenuhi praktik kecurangan.
"Karena kalau ada kejujuran, insya Allah bisa didorong perubahan. Kita perlu jaga sama-sama. Jadi, ini saya datang ke Kampung Marlina, rasanya dapat semangat baru di tempat ini. Rasanya dapat energi baru di tempat ini. Ketemu sama teman-teman lama dan insya Allah kita akan terus bekerja bersama ke depannya ya," kata Anies.
Ia pun turut mengajak semua warga di Kampung Marlina untuk tetap mempraktikan semangat perubahan. Sebab, semangat perubahan tak mungkin dikerjakan seorang diri. Semua hal itu harus dikerjakan bersama-sama.
3. Anies dinilai akan down grade bila ikut Pilkada usai gagal di pilpres 2024

Sementara, analis politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Adi Prayitno mengatakan bila pilkada digelar saat ini, nama Anies memang yang paling diingat publik. Di bawah Anies terdapat nama Basuki 'Ahok' Tjhaja Purnama, Ridwan Kamil hingga Airin Rachmi Diany.
"Tapi, apakah Anies akan maju, kan belum tentu. Bagi saya, bila Anies tetap maju ini akan down grade kapasitas politiknya yang sudah naik kelas. Jadi, kalau seandainya saya jadi Anies, siapapun yang menawarkan diri, saya tidak akan mau. Cukup sudah menjadi tokoh sentrum dan menjaga stamina politiknya. Mungkin bikin ormas," ujar Adi kepada media di Jakarta pada Senin (20/5/2024).
Ia menilai karier politik Anies tidak akan redup meski tak lagi disorot publik. Anies bisa tetap disorot publik dengan menjadi pengajar, mengikuti kegiatan sosial hingga membuat ormas.
Tetapi, Direktur Eksekutif Voxpol Centre Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago justru berpendapat berbeda. Ia justru mendorong Anies kembali turun ke gelanggang pilkada agar tetap mendapatkan panggung.
"Kalau dia (tidak punya panggung) di gubernur, atau menteri, lampunya akan redup. Sekedar menjadi pengajar atau dosen gak bisa. Ini kan sebenarnya pilihan politik. Apa salahnya jadi menteri, tapi kalau kena reshuffle ya lewat. Gak bisa lagi balik jabatan. Sementara, menjadi gubernur, (bisa menjabat) lima tahun," ujar Pangi pada hari ini.
Sebagai gubernur, kata dia, Anies memiliki akses kepada anggaran, kebijakan dan bersentuhan dengan rakyat. Itu merupakan salah satu cara untuk menjaga tingkat elektabilitasnya.
"Artinya, Anies itu tetap perlu panggung. Kalau enggak, dia lewat. Kalau soal (pilkada) 2029 maju, itu lain soal. Tapi, bisa juga kalau gak dapat dukungan (parpol) ya gak jadi maju Anies. Redup karier politiknya," tutur dia lagi.