Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Prabowo hadir di HGN 2025
Presiden Prabowo Subianto hadir dalam puncak peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2025 di Indonesia Arena, Jakarta, Jumat (28/11/25). (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Intinya sih...

  • Presiden Prabowo membentuk Satgas Darurat Jembatan untuk daerah terpencil.

  • Pemerintah menargetkan pembangunan 300 ribu jembatan dengan melibatkan TNI, Polri, dan mahasiswa.

  • Prabowo mengaitkan kondisi siswa di daerah terpencil dengan perilaku korupsi pejabat yang menggerogoti anggaran negara.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Presiden Prabowo Subianto mengatakan, telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Khusus Darurat Jembatan untuk mengatasi krisis aksesibilitas di daerah terpencil. Hal ini disampaikan Presiden dalam pidato puncak peringatan Hari Guru Nasional 2025 yang digelar di Indonesia Arena, Jakarta, Jumat (28/11/2025).

Pemerintah menargetkan pembangunan sebanyak 300 ribu jembatan, mulai dari jembatan kecil hingga jembatan penyeberangan di seluruh pelosok Tanah Air. Untuk merealisasikan target tersebut, Prabowo mengatakan, Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), hingga unsur mahasiswa akan dilibatkan.

"Terpaksa saya minta Menteri Dikti untuk kerahkan semua potensinya. Mungkin semua mahasiswa di Fakultas Teknik Sipil akan saya minta terjun ke desa-desa untuk membangun jembatan," kata dia.

Secara spesifik, Presiden Prabowo menginstruksikan TNI untuk mengerahkan Batalyon Zeni dan Polri untuk menerjunkan kompi-kompinya untuk membantu rakyat di desa mengatasi masalah infrastruktur vital ini.

"Anak-anakku sabar, saya sedang bekerja. Mudah-mudahan tahun depan semua jembatan bisa berdiri," ujar dia.

Pembentukan Satgas ini tidak lepas dari keprihatinan Prabowo terhadap kondisi siswa di daerah terpencil yang harus bertaruh nyawa demi bersekolah. Dalam kesempatan tersebut, Prabowo menampilkan video yang memperlihatkan perjuangan siswa menyeberangi sungai deras karena ketiadaan jembatan.

Prabowo mengaitkan penderitaan tersebut dengan perilaku korupsi para pejabat yang menggerogoti anggaran negara. Dengan nada tinggi, ia memperingatkan birokrat untuk tidak melakukan penggelembungan dana (markup) proyek.

"Saya kasih peringatan ya para birokrat, kalau masih ngotot mau mempermainkan anggaran, mengira bahwa kita bodoh semua. Markup barang harganya 10 juta dinaikkan 150 kali, jangan kira saya tidak tahu," imbuhnya.

Editorial Team