TNI AD Gerak Cepat Atasi Banjir-Jembatan Putus di Sumatra Utara

- Kodam I/Bukit Barisan kirim lebih dari 200 prajurit dengan alat berat, tim kesehatan, dan dapur umum.
- Personel Kodim 0212/Tapanuli Selatan bantu penanganan banjir, longsor, serta putusnya Jembatan Hutaborgot di Mandailing Natal.
Jakarta, IDN Times — TNI Angkatan Darat (AD) bergerak cepat merespons bencana alam berupa banjir, tanah longsor, dan putusnya jembatan yang melanda wilayah Tapanuli Tengah, Sibolga, hingga Mandailing Natal, Sumatra Utara. Cuaca ekstrem yang terjadi dalam beberapa hari terakhir menjadi pemicu utama rangkaian bencana tersebut.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Kolonel Inf Donny Pramono, mengatakan, TNI AD langsung mengaktifkan langkah tanggap darurat begitu menerima laporan dari satuan kewilayahan. Personel dan perlengkapan penanganan bencana pun segera dikerahkan ke lokasi terdampak.
1. Kodam I/Bukit Barisan mengirim lebih dari 200 prajurit

Menurut Donny, Kodam I/Bukit Barisan mengirim lebih dari 200 prajurit untuk memperkuat penanganan di lapangan. Pasukan tersebut dilengkapi alat berat, tim kesehatan, tim perbekalan, hingga dapur umum guna menunjang kebutuhan warga terdampak.
“Pengerahan pasukan dari Kodam I/BB itu sekitar 200 lebih ya. Sudah berangkat lengkap dengan alat berat, tim kesehatan, tim perbekalan maupun dapur umum,” ujar Donny dalam keterangannya, Kamis (27/11/2025).
2. Personel Kodim 0212/Tapanuli Selatan diterjunkan bantu penanganan banjir, longsor, serta putusnya Jembatan

Selain itu, di Mandailing Natal, personel Kodim 0212/Tapanuli Selatan turut diterjunkan untuk membantu penanganan banjir, longsor, serta putusnya Jembatan Hutaborgot di Kecamatan Panyabungan pada Kamis (27/11/2025). Hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut selama berhari-hari menyebabkan luapan sungai dan pergerakan tanah yang berdampak pada permukiman serta akses transportasi warga.
Personel TNI AD di lapangan fokus melakukan evakuasi warga, membersihkan material longsor, dan mengamankan jalur-jalur vital yang terdampak, termasuk area sekitar jembatan yang terputus akibat derasnya arus sungai. Seluruh upaya itu dilakukan melalui koordinasi dengan BPBD dan pemerintah daerah setempat.
3. Keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama

Sementara, Komandan Kodim 0212/Tapanuli Selatan, Letkol Arm Delli Yudha Adi Nurcahyo, menegaskan, keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama dalam setiap langkah penanganan.
“Kami fokus pada evakuasi warga, pendataan kerusakan, dan pemulihan akses yang terputus. Keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama kami,” ujar dia.
Berdasarkan data terbaru, bencana alam di sejumlah wilayah Sumatera Utara telah menyebabkan 34 orang meninggal dunia dan 52 orang lainnya masih dalam pencarian. Hingga kini, TNI AD terus memperkuat dukungan di lapangan guna mempercepat proses penanganan dan pemulihan masyarakat terdampak.

















