Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Jakarta, IDN Times - Menjelang pelantikan Presiden Joko "Jokowi" Widodo dan Ma'ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto terus melakukan safari politik.

Prabowo antara lain telah menemui Presiden Jokowi, Pimpinan Nasdem, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dan Selasa ini giliran Prabowo mengunjungi Pimpinan Partai Golkar.

1. Prabowo dan Airlangga akan bertemu di DPP Partai Golkar

IDN Times/Irfan fathurohman

Politikus Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) membenarkan ketua umumnya Airlangga Hartarto akan menerima kunjungan Prabowo sore ini di DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat.

“Hari ini jam 16.00 saya mendampingi ketua umum menerima Pak Prabowo di DPP Golkar,” kata Bamsoet di Kompleks Parlemen DPR RI, Selasa (15/10).

2. Gerindra bantah Prabowo lakukan lobi-lobi masuk kabinet

IDN Times/Irfan Fathurohman

Saat dikonfirmasi ke Gerindra, Juru Bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan selama ini yang dilakukan Prabowo dalam rangka menjalin silaturahmi pasca Pilpres 2019. Dahnil membantah jika safari Prabowo ke ketua umum partai pendukung Jokowi dalam rangka ‘kulo nuwun’ untuk masuk jajaran kabinet Jokowi.

“Secara resmi Pak Prabowo sampai detik ini belum memutuskan akan bergabung ke dalam pemerintahan atau berada di luar pemerintahan alias menjadi mitra kritis,” ujar Dahnil saat dihubungi, Selasa (15/10).

3. Gerindra juga bantah minta kursi menteri

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Soal isu Gerindra ‘kulo nuwun’ karena melobi kursi menteri, Dahnil juga membantah. Menurutnya, hingga detik ini Prabowo tidak mengajukan nama untuk menteri.

“Dan, tidak ada juga permintaan dari pihak Pak Jokowi terhadap jabatan menteri untuk Gerindra demikian sebaliknya Pak Prabowo tidak mengajukan nama,” ujarnya.

“Yang disampaikan Pak Prabowo kepada Pak Jokowi dan tokoh koalisi partai Pak Jokowi adalah konsepsi Big Push Economy, atau strategi ekonomi dorongan besar untuk menghadapi masalah peliknya pembangunan ekonomi 5 tahun ke depan,” sambungnya.

Editorial Team