Rangkul Partai Oposisi, Cara Jokowi Dinilai Seperti Orba

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo secara berturut-turut mengundang para ketua umum partai oposisi ke Istana Merdeka, Jakarta Pusat.
Mereka yang diundang antara lain Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan.
Jika ketiga partai yang diundang ke istana tersebut menerima tawaran untuk bergabung dengan koalisi Jokowi, maka yang tersisa hanya tinggal Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
1. Cara Jokowi ajak oposisi polanya seperti Orde Baru

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin, menilai bahwa cara Jokowi merangkul partai-partai oposisi untuk bergabung dengan koalisinya mirip cara yang dilakukan Orde Baru.Â
"Sepertinya arahnya seperti itu (Orde Baru). Mirip-mirip. Polanya begitu," kata Ujang kepada IDN Times, Selasa (15/10).
2. Jika Demokrat, PAN, Gerindra bergabung, oposisi seperti macan ompong

Menurut Ujang, ajakan Jokowi terhadap partai oposisi agar pemerintah bisa semakin kuat. Sementara, oposisi menjadi semakin lemah.
"Karena jika Demokrat, Gerindra, dan PAN masuk pemerintahan, maka hanya PKS yang jadi oposisi. Itu artinya oposisi akan seperti macan ompong," ujar dia.
3. Pemerintah semakin kuat dan oposisi lemah, tak akan ada check and balances

Ujang menilai Indonesia saat ini memang membutuhkan pemerintah yang kuat. Tapi, di sisi lain juga membutuhkan oposisi yang tangguh.
"Jika pemerintah kuat dan oposisi lemah, maka tak akan ada checks and balances," kata Ujang.