Bersiap Hadapi Bencana Banjir, Warga Grogol Bersatu dalam Keberagaman

Berbeda-beda namun tetap satu jua

Banjir merupakan hal biasa yang dialami oleh warga Jakarta setiap tahunnya saat musim hujan berlangsung. Karena belum juga teratasi, maka warga Jakarta hanya dapat mempersiapkan diri untuk mengurangi risiko kerusakan akibat bencana tahunan ini. Salah satu masyarakat Jakarta yang paling terkena imbasnya adalah masyrakat Kelurahan Grogol, Kecamatan Grogol Petamburan. Namun, respon warga ini positif dengan mengadakan simulasi tanggap darurat bencana banjir pada hari Sabtu lalu (23/1). 

Simulasi ini diawali dengan adanya apel siaga bencana, yang kemudian dilanjutkan dengan Table Top Exercise atau TTX, dan berakhir dengan simulasi tanggap darurat. Simulasi ini berlangsung di kantor kelurahan di wilayah Jakarta Barat dari pukul 09.00 – 13.00 WIB, dan dihadiri oleh kurang lebih 200 orang yang beramai-ramai melaksanakan simulasi evakuasi, posko, pelayanan medis serta dapur umum.

Bersiap Hadapi Bencana Banjir, Warga Grogol Bersatu dalam KeberagamanSumber Gambar: Courtesy of HFI

Acara dibuka langsung oleh Deputi II Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Bidang Penangan Darurat yaitu Ir.Tri Budianto, M.Si, dan disaksikan oleh Iwan Alex K., Kepala Seksi kedarurat Kantor Penanggulangan Bencana Kota Jakarta Barat serta PMI Kota Jakarta Barat. Seminggu sebelumnya (16/01), pelatihan tanggap darurat terlah terlebih dahulu dilakukan dengan peserta yang adalah 138 orang perwakilan pemegang jabatan kelurahan. Pelatihan ini didukung pendanaan dari Forum Peduli Kasih (FPK) dan difasilitasi oleh tim Humanitarian Forum Indonesia (HFI) serta didukung penuh oleh Ketua Forum RW dan Ketua Lembaga Musyarawah kelurahan (LMK).

Bersiap Hadapi Bencana Banjir, Warga Grogol Bersatu dalam KeberagamanSumber Gambar: Courtesy of HFI

Sejarah keanekaragaman yang ada di daerah Grogol membuatnya menjadi miniatur dari negara Indonesia sendiri. Mulai dari keberagaman agama yang didominasi umat Kristen dan Islam, hingga keberagaman suku bangsa, semuanya hidup berdampingan di Grogol. Bhinneka Tunggal Ika pun benar-benar tercipta lewat simulasi bencana antar pemeluk agama yang berbeda yang sama-sama mempunyai rasa memiliki terhadap Grogol. Terdapat kerjasama erat antara Forum Peduli Kasih atau FPK yang mengatasnamakan beberapa gereja di kawasan Grogol, Forum Humanitarian Indonesia atau HFI yang memayungi lembaga swadaya masyarakat berbasis agama seperti salah satunya Lembaga Penanggulangan Bencana Muhammadiyah (LPB Muhammadiyah / MDMC), serta kelurahan Grogol.

Bersiap Hadapi Bencana Banjir, Warga Grogol Bersatu dalam KeberagamanSumber Gambar: Courtesy of HFI

Kehidupan harmonis warga Grogol ini membuktikan bahwa semangat kebhinekaan masih ada di Indonesia. Bencana banjir adalah bencana yang harus dihadapi bersama sebagai satu bangsa Indonesia, yang tidak mengenal agama, usia, maupun suku. Diharapkan melalui hal ini, akan muncul inspirasi untuk terciptanya ikatan persaudaraan yang semakin kuat antar umat beragam di Indonesia. Sebagai penyelenggara, HFI menamakan program sosialisasi ini sebagai Kampung HFI. 

Topik:

Berita Terkini Lainnya