Enny Nurbaningsih (BPHN.go.id)
Enny menempuh pendidikan SMA di daerah kelahirannya, Pangkal Pinang. Dalam upaya untuk mendapatkan gelar sarjana hukum, ia merantau ke Yogyakarta untuk menuntut ilmu di UGM pada 1981.
Setelah menamatkan S1, Enny melanjutkan gelarnya dengan menempuh pendidikan Hukum Tata Negara (HTN) Program Pascasarjana Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, dan tamat pada 1995.
Untuk memenuhi gelarnya sebagai doktor, Enny menempuh gelar S3 ilmu Hukum Program Pascasarjana Fakultas Hukum di UGM, dengan tesis bertajuk Aktualisasi Pengaturan Wewenang Mengatur Urusan Daerah dalam Peraturan Daerah dan lulus pada 2011.
Enny kemudian mengajar sebagai guru besar di departemen HTN, UGM. Ia sebenarnya sejak kecil bercita-cita sebagai guru karena menurutnya mengajar adalah sebuah panggilan jiwa. Dengan mengajar, ia dapat menanamkan nilai kuat kepada mahasiswanya.
Adapun, riwayat karier Enny di bidang hukum di antaranya sebagai Staf Ahli Hukum DPRD Kota Yogyakarta, Kepala Bidang Hukum dan Tata Laksana UGM, dan Sekretaris Umum Asosiasi Pengajar HTN-HAN Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Enny juga pernah menjadi Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) pada 2014. Tidak hanya itu, Enny juga salah satu pembentuk Parliament Watch bersama Mahfud MD pada 1998.
Enny Nurbaningsih terpilih menjadi hakim konstitusi pada 2018, yang dilantik langsung oleh Presiden Joko "Jokowi" Widodo di Istana Negara. Pada saat itu, ia menggantikan Maria Farida yang sudah memasuki masa pensiun.
Pemilihan Enny mengalahkan dua nama lainnya yaitu Profesor Hukum Tata Negara Universitas Islam Indonesia, Ni'matul Huda dan Dosen Senior Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Susi Dwi Harijanti.