Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kepala Badan Penyelenggara Haji, Irfan Yusuf (IDN TImes/Ilman Nafi'an)
Kepala Badan Penyelenggara Haji, Irfan Yusuf (IDN TImes/Ilman Nafi'an)

Jakarta, IDN Times - Presiden Prabowo Subianto resmi menunjuk KH Mochamad Irfan Yusuf Hasyim atau Gus Irfan, sebagai Kepala Badan Penyelenggara Haji. Pelantikan ini berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, 22 Oktober 2024. 

Penunjukan Gus Irfan didasarkan pada Keputusan Presiden RI Nomor 144/P Tahun 2024, yang mengatur pengangkatan Kepala dan Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji.

Berikut profil Gus Irfan yang ditunjuk sebagai kepala Badan Penyelenggara Haji.

1. Profil Gus Irfan

Kepala Badan Penyelenggara Haji, Irfan Yusuf (IDN TImes/Ilman Nafi'an)

Mochamad Irfan Yusuf Hasyim yang akrab disapa Gus Irfan, lahir di Jombang pada 22 Maret 1979. Ia merupakan bagian dari keluarga besar Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), dan cucu KH Wahid Hasyim, Menteri Agama pertama Indonesia.

Gus Irfan juga memiliki hubungan kekerabatan dengan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, mantan Presiden Indonesia sekaligus tokoh penting di NU. 

Dikenal sebagai pribadi yang berdedikasi, Gus Irfan berupaya mengembangkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin dan berkontribusi pada kemajuan umat Islam di Indonesia.

2. Pendidikan dan karier Gus Irfan

Gus Irfan (gerindra.id)

Sejak kecil, Gus Irfan sudah terbiasa dengan pendidikan Islam. Berasal dari keluarga pesantren, ia tumbuh di lingkungan yang sangat mendukung pendidikan Islam. Bimbingan dari keluarganya memberikan dasar kuat dalam memahami nilai-nilai agama dan tradisi pesantren, yang menjadi ciri khas dalam perjalanan pendidikannya.

Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, Gus Irfan melanjutkan studinya di Pesantren Tebuireng, Jombang, yang didirikan kakeknya, KH Hasyim Asy’ari. Pesantren Tebuireng adalah salah satu pesantren terbesar di Indonesia yang dikenal berkontribusi dalam perkembangan pendidikan Islam di nusantara.

Gus Irfan kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Universitas ini merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam tertua dan terkemuka di dunia. Dengan menggabungkan pendidikan pesantren dan akademik formal, Gus Irfan memperoleh pemahaman mendalam, baik tentang tradisi pesantren maupun perspektif Islam kontemporer, yang kemudian membentuknya sebagai seorang ulama dengan wawasan yang luas.

Selain aktif di bidang keagamaan, Gus Irfan juga berperan penting dalam lembaga ekonomi Nahdlatul Ulama (NU) sebagai Wakil Ketua LPNU. Pada 1989, ia dipercaya sebagai Sekretaris Umum di Pondok Pesantren Tebuireng dan berkarier sebagai Komisaris Utama PT BPR Tebuireng sejak 1996 hingga 2016. Selain itu, ia pernah memimpin Pesantren Al-Farros dan mengajar di AKPER Widyagama Malang. 

Dalam bidang politik, Gus Irfan aktif di Partai Gerindra, dan pada Pilpres 2019 ia menjadi Juru Bicara tim Prabowo-Sandiaga Uno, memanfaatkan pengalamannya yang relevan di LPNU.

3. Harta kekayaan Gus Irfan

Ilustrasi harta (unsplash.com/Andrej Sachov)

Gus Irfan yang merupakan anggota DPR RI dari Partai Gerindra, baru-baru ini melaporkan harta kekayaannya melalui Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang disampaikan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Berdasarkan laporan tertanggal 17 Agustus 2024, total harta kekayaan yang dilaporkan mencapai Rp16.224.272.886 (Rp16,22 miliar). Harta ini mencakup berbagai aset, mulai dari tanah dan bangunan di Jombang dan Surabaya, hingga kendaraan pribadi seperti Mitsubishi Pajero Sport serta dua sepeda motor.

Sebagian besar harta berupa tanah dan bangunan, yang terdiri dari warisan dan hasil sendiri, dengan nilai total Rp13.260.000.000 (Rp13,26 miliar).

Selain properti dan kendaraan, Gus Irfan juga memiliki harta bergerak lain senilai Rp 70.000.000 (Rp70 juta) dan kas atau setara kas Rp2.389.272.886 (Rp2,39 miliar). Berdasarkan data yang ditampilkan, ia tidak memiliki utang, sehingga seluruh aset tersebut mencerminkan total kekayaannya secara utuh. 

Editorial Team