Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Hercules (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Intinya sih...

  • Rosario de Marshal alias Hercules, seorang yatim keturunan Timor dan Portugis, direkrut sebagai Tenaga Bantuan Operasi (TBO) di lingkaran korps baret merah.
  • Hercules dikenal sebagai kepala preman di Tanah Abang pada 1980-an, mengalami berbagai jenis luka tubuh, dan pernah merasakan keluar masuk penjara.
  • Pada 2006, Hercules mengaku sudah bertobat dan tidak menjadi preman lagi.

Jakarta, IDN Times - Nama Rosario de Marshal alias Hercules tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Pria kelahiran Ainaro, Timor Leste ini punya rekam jejak yang tak biasa. 

Lelaki keturunan Timor dan Portugis ini menjadi yatim pada usia 12 tahun akibat serangan di kampung halamannya pada 1978 silam. Pada masa itu, ia pun harus kehilangan satu tangannya. Huru hara yang terjadi di Timor pada tahun tersebut lah yang membidani lahirnya julukan Hercules.

Rosario dijadikan Tenaga Bantuan Operasi (TBO) di lingkaran korps baret merah yang bertugas di Timor Timur. Dalam komunikasi ABRI di radio, Rosario punya nama sandi. Berikut rekam jejak dan profil Hercules ata Rosario de Marshal.

1. Asal usul nama Hercules

Ketua Umum GRIB Jaya, Hercules Rosario de Marshal. (IDN Times/Larasati Rey)

Rosario de Marshal diberi nama mirip jagoan Yunani Kuno, Hercules. Panggilan itu sulit untuk tidak diterima banyak pihak. Sebab, laki-laki ini memang dikenal sangar dan bernyali besar, seperti Hercules yang kuat dalam mitologi Yunani.

Singkat cerita, ia direkrut oleh Mayjen (Purn) TNI Zacky Anwar Makarim yang tak lain adalah paman dari Mendikbud Nadiem Makarim, yang saat itu merupakan salah satu anggota korps baret merah.

Zacky Makarim lah yang membawa Hercules ke Jakarta, menurut Helene van Klinken, seorang penulis buku Anak-anak Tim-Tim Indonesia.

2. Hercules menjadi penguasa Tanah Abang

ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Saat tiba di Jakarta, sulit baginya untuk bertahan hidup. Hercules lantas terjerembab ke lembah hitam. Kehidupan yang keras pasca-perang di kampung halamannya, ia bawa ke Jakarta. 

Dalam banyak pemberitaan, Hercules digambarkan sebagai kepala preman yang pernah berkuasa di Tanah Abang, tepatnya pada 1980-an.

Ketika menjadi seorang preman, ia mengaku telah mengalami berbagai jenis luka dalam tubuhnya. Mulai dari luka tembak sampai bacokan pernah ia rasakan. 

Tapi, luka-luka tersebut tidak membuatnya mati, sehingga membuat Hercules semakin ditakuti karena dianggap kebal senjata.

3. Ditunjuk Anies jadi tenaga ahli

Hercules (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Lantaran ulah koboynya bak gangster itu, Hercules pun pernah merasakan keluar masuk penjara. Masa kejayaan Hercules di Tanah Abang berakhir pada 1996, yang mana rivalnya kelompok jago Betawi yang dipimpin oleh Muhammad Yusuf Muhi alias Ucu Kambing, merebut kekuasaan dari tangan kelompok Hercules.

Belakangan, tepatnya pada 2006, Hercules mengaku sudah bertobat dan tidak menjadi preman lagi. Dia membuat ormas yang disebutnya sebagai Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB).

Kini, ia ditunjuk oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai tenaga ahli Direktur Utama (Dirut) Pasar Jaya. Babak kehidupan Hercules pun kembali lagi di area pasar, namun kali ini dengan ‘jabatan’ yang lebih elite. 

4. Kemunculan Hercules dan Grib Jaya di awal Pemerintahan Prabowo

Ketua Umum GRIB Jaya, Hercules Rosario de Marshal. (IDN Times/Larasati Rey)

Kini di awal pemerintahan Prabowo Subianto, nama Hercules ramai lagi dibicarakan. Hal ini seiring dengan munculnya organisasi masyarakat (ormas) Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (Grib) Jaya. Grib Jaya dibentuk oleh Hercules.

Namun, Hercules dan Grib menjadi sorotan karena dia dan anak buahnya berani menentang mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) TNI Gatot Nurmantyo da mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso. Tapi belakangan, Hercules sudah menyatakan permintaan maaf kepada Sutiyoso.

Munculnya Hercules disebut karena merasa memiliki dukungan atau backing dari Presiden Prabowo Subianto.

"Orang yang paling dekat dengan Pak Prabowo di dunia underground, di dunia ekonomi bawah tanah adalah Hercules. Hercules itu sudah sejak tahun 1980-an dekat dengan Pak Prabowo, orang dari Timor Timur, berteman dekat dengan Pak Prabowo di Timor Timur," ujar Sosiolog Universitas Nasional (Unas), Prof. Sigit Rochadi saat dihubungi IDN Times, Senin (12/5/2025).

Sigit mengatakan, ketika Presiden Prabowo berkuasa, banyak orang dekatnya yang ingin mendapat bagian dari kekuasaan, termasuk Hercules.

"Hercules ini juga ingin mendapatkan bagian dari kekuasaan Pak Prabowo. Jadi, di satu sisi ada angin segar yang diberikan oleh Pak Prabowo. Di sisi lain, ada keinginan dari Hercules dan teman-teman untuk membangun jaringan secara nasional," kata dia.

Terkait Grib Jaya, Sigit menyampaikan, ormas itu seharusnya terlebih dahulu melakukan konsolidasi internal, sehingga mereka bisa menentukan arah organisasi terlebih dahulu.

Dia menilai, Grib Jaya memiliki kekuatan massa yang baik. Namun dia menilai, yang dibutuhkan Grib Jaya saat ini adalah simpati masyarakat. Tapi, dia menyebut hal itu sulit didapat ormas bentukan Hercules ini.

"Sekarang yang diperlukan oleh Grib sebenarnya adalah dukungan sosial dari masyarakat. Tapi karena Grib itu isinya memang dari dulu adalah para pelaku ekonomi bawah tanah, underground ekonomi itu, yang dulunya bermarkas di Tanah Abang, maka sulit bagi mereka untuk bermetamorfosis menjadi satu gerakan sosial yang pro kepada nilai-nilai dan norma-norma sosial," ujar Sigit.

Editorial Team