Anggota Komisi VI DPR RI dari F-PDIP, Mufti Aimah Nurul Anam (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)
Sementara, Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDIP, Mufti Aimah Nurul Anam, mengatakan, banyak sekali celah terjadinya pengoplosan kandungan dalam bensin jenis Pertamax.
Hal tersebut disampaikan Mufti usai dirinya bersama sejumlah Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) menggelar inspeksi mendadak (sidak) ke SPBU Pertamina di Jalan Palmerah Utara, Palmerah, Jakarta Barat, Senin (3/3/2025).
Dalam kesempatan itu, legislator yang membidangi perdagangan, kawasan perdagangan dan pengawasan persaingan usaha, dan BUMN ini berdiskusi langsung dengan Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis PT Pertamina Patra Niaga, Harsono Budi Santoso dan Direktur Rekayasa dan Infrastruktur Darat, Eduward Adolof Kawi.
"Kalau tadi kami bahas pintas dari ini, jadi sebenarnya banyak sekali saya yakinin tidak hanya Dirut Patraniaga (yang korupsi). Kalau dari tadi paparan tadi, saya pikir tidak hanya satu atau dua orang (terlibat dalam oplos Pertamax), ini kerja bersama ini," kata dia kepada IDN Times di lokasi.
Mufti menjelaskan, berdasarkan hasil sidak yang dilakukan, celah untuk melakukan tindakan ilegal mengoplos Pertamax sangat banyak. Mulai dari saat impor minyak mentah hingga di depo milik Pertamina.
Namun, ia meyakini, celah pengoplosan Pertamax sangat kecil terjadi di SPBU.
"Setelah kami telisir tadi, kami diskusi dengan teman-teman Patraniaga, ruangnya sangat banyak celah untuk bagaimana melakukan pengoplosan. Baik mulai dari importasi dari luar ke dalam, kemudian di depo-depo tadi itu bisa dilakukan dimanapun. Kecuali di tempat SPBU sudah tidak punya ruang untuk mereka melakukan pengoplosan," tegas dia.
Oleh sebab itu, Mufti meyakini, kasus korupsi tata kelola minyak dan produksi kilang dalam mengoplos Pertalite menjadi Pertamax ini melibatkan banyak pihak.
Ia pun mengistilahkan, kasus ini bukan cuma megakorupsi, melainkan "megagotong-royong korupsi".
"Jadi saya pikir, bukan hanya megakorupsi ini, tapi juga apa ya, megagotong-royong bagaimana ternyata perampokan ini dilakukan secara bersama-sama begitu, kalau memang benar itu terjadi begitu. Walaupun kami sampai hari ini belum baca BAP-nya," ucap dia.