Jakarta, IDN Times - Ketua DPR, Puan Maharani mengaku sedih dan kecewa lantaran perhelatan Piala Dunia U-20 batal digelar di Indonesia. Menurut Puan, adanya perbedaan pendapat di Tanah Air soal kehadiran timnas Israel bukan dasar FIFA mencoret Indonesia sebagai tuan rumah.
"Hal tersebut terjadi bukan karena adanya perbedaan pendapat. Tetapi, yang harus dilihat memang dalam aturan yang ada di Kementerian Luar Negeri dinyatakan bahwa Indonesia tak memiliki hubungan dengan Israel. Jadi, itu yang harus dilihat dahulu," ungkap Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat pada Rabu, (5/4/2023).
Aturan Kemenlu yang dirujuk oleh Puan adalah Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 3 Tahun 2019 tentang Hubungan Luar Negeri oleh Pemda dalam Bab X hal khusus poin B nomor 150. Dokumen tersebut diteken Menlu Retno Marsudi.
Dua poin di antaranya berbunyi "tidak menerima delegasi Israel secara resmi dan di tempat resmi." Lalu, poin selanjutnya yaitu "tidak diizinkan pengibaran atau penggunaan bendera, lambang, dan atribut lainnya serta pengumandangan lagu kebangsaan Israel di wilayah Republik Indonesia."
Maka, menurut Puan, aturan itu bisa dijadikan dasar untuk menolak kehadiran timnas Israel di Tanah Air. Apalagi seandainya Israel menjadi pemenang, maka bendera dan lagu kebangsaan Israel bakal berkumandang di Indonesia.
Puan mengaku sudah sempat menanyakan kepada pemerintah pusat soal sikap terkait kehadiran atlet Israel. Belakangan, pemerintah menyebut bahwa timnas Israel lolos kualifikasi dalam ajang Piala Dunia U-20.
"Jadi, kami kecewa, sedih dan berharap Indonesia tetap bisa menjadi tuan rumah event-event internasional, bukan hanya di olahraga. Kami juga ingin menunjukkan bahwa Indonesia siap menyelenggarakan ajang-ajang internasional seperti itu," katanya.
Ia pun berharap adanya perbedaan pendapat antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat tidak dianggap sebagai upaya untuk menggagalkan Piala Dunia U-20 dihelat di Indonesia. "Intinya adalah, kami mendukung apa yang dilakukan oleh pemerintah untuk menunjukkan bahwa Indonesia siap untuk melaksanakan event-event internasional. Namun, harus dilihat dulu, apakah ada aturan-aturan yang jadi penyebab acara itu tak bisa dilaksanakan di Indonesia," tutur dia lagi.
Lalu, apakah seandainya delegasi tim Israel menjejakan kaki ke Tanah Air merupakan bentuk pengakuan diplomatik?