Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mendesak penegak hukum tahan Silfester. (IDN Times/Amir Faisol)
Wakil Ketua Komisi III DPR, Ahmad Sahroni, membandingkan nilai tunjangan rumah dengan ongkos rumah dinas yang diterima 575 legislator di Senayan. Menurut dia, biaya perawatan rumah dinas legislator tidak murah. Misalnya, untuk biaya AC dan berbagai peralatan dalamnya.
"Kalau dikasih fasilitas rumah, itu biayanya akan lebih mungkin 10 kali lipat dari yang dikasih tunjangan kepada anggota DPR, sebanyak Rp50 juta," kata Sahroni di Kompleks Parlemen.
"Masing-masing rumahnya itu punya problem yang beda-beda. AC-nya, hordengnya, dapurnya, gasnya, nah itu lebih mahal," imbuh dia.
Ia mengatakan, banyak masukan agar DPR RI periode ini cukup diberikan tunjangan rumah. Karena banyak anggota yang tidak menempati rumah jabatannya di Kalibata, tetapi biaya perawatan terus berjalan meskipun tak ditempati.
"Ngurusin rumah jabatan DPR, 580 anggota DPR, masing-masing beda-beda tuh kasusnya. Misalnya kayak saya, saya tiga periode tidak pernah (tinggal di) rumah jabatan. Nah itu biaya perbaikan terus dikerjain kalau ada kerusakan. Bayangin, kalau akhirnya terus-terusan setiap tahun demikian bengkak, makanya dikasih tunjangan tunai. Lebih ringan sebenarnya," kata dia.