Ilustrasi survei. (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)
Sebagaimana diketahui, survei IPO menyebut masyarakat menganggap Purbaya jadi menteri dengan kinerja paling baik.
Purbaya meraih poin tertinggi dengan skor 17,5 persen. Kemudian secara berturut-turut diikuti Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya 15,1 persen; Menteri Luar Negeri Sugiono 11,8 persen; Menko Pangan Zulkifli Hasan 9,8 persen; dan Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir 7,4 persen.
"Pak Purbaya memuncaki persepsi publik sebagai Menteri berkinerja paling baik, anggapan ini menandai jika manuver dan publisitas yang ia lakukan membuat publik optimis dan memiliki keyakinan terkait kapasitasnya sebagai menteri," tutur Dedi.
Berikut ini daftar lengkap menteri dengan kinerja baik menurut survei IPO:
1. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa 17,5 persen
2. Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya 15,1 persen
3. Menteri Luar Negeri Sugiono 11,8 persen
4. Menko Pangan Zulkifli Hasan 9,8 persen
5. Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir 7,4 persen
6. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman 6,5 persen
7. Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono 5,8 persen
8. Menteri Agama Nasaruddin Umar 5,7 persen
9. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto 5 persen
10. Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM Rosan P Roeslani 4,1 persen
11. Menteri Desa Yandri Yusanto 4 persen
12. Menteri Pendidikan Dasar Menengah Abdul Mu’ti 3,8 persen
13. Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian 2,5 persen
14. Menko Hukum HAM dan Imigrasi Yusril Ihza Mahendra 1,8 persen
15. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita 1,2 persen
16. Tidak Jawab 2,2 persen.
Adapun, survei tersebut digelar pada 9 sampai 17 Oktober 2025, dengan 1.200 responden. Setting pengambilan sampel menggunakan teknik stratified multistage random sampling (SMRS). Metode ini memiliki pengukuran kesalahan (Margin of Error) 2,9 persen, dengan tingkat akurasi data 95 persen.
"IPO terlebih dahulu menentukan Primary Sampling Unit (PSU) pada sejumlah kelurahan atau desa untuk menjadi sampel, pada setiap kelurahan atau desa akan dipilih secara acak, menggunakan random kish grid paper," ungkap Dedi.
"Pada tiap-tiap proses pemilihan selalu menggunakan alat bantu berupa lembar acak, sehingga surveyor tidak dapat memilih responden secara subjektif atau purposif," imbuh dia.