Kasus DBD Terus Meningkat, Masyarakat Diimbau Lakukan 3M Plus

Kasus DBD dapat dihindari melalui tindakan pencegahan

Jakarta, IDN Times - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia terus meningkat. Beberapa faktor penyebab semakin meningkatnya nyamuk Aedes aegypti, penyebar utama virus penyebab DBD, antara lain perubahan iklim, urbanisasi, dan pergerakan global.

Dalam tiga tahun terakhir, tercatat kenaikan kasus DBD di Indonesia sangat signifikan. Selama 2020 hingga 2022, kasus DBD yang semula 95.893 naik menjadi 131.265 kasus. Angka kematian akibat DBD pun mengkhawatirkan, tercatat dari 2020 hingga 2022, jumlah kematian dari 661 jiwa naik menjadi 1.183 jiwa (data P2PM Kemenkes).

"Tentu ini menjadi tanggung jawab kita bersama, karena melindungi diri dari DBD dimulai dengan mengedukasi diri sendiri dan anggota keluarga merupakan langkah yang tepat," ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Muhadjir Effendy.

Baca Juga: Nyamuk Dengue Lebih Ganas Saat Musim Panas, Waspada Gejala DBD!

1. Mencegah DBD dengan program 3M Plus

Kasus DBD Terus Meningkat, Masyarakat Diimbau Lakukan 3M PlusFogging untuk mengantisipasi wabah DBD di Jakarta Selatan. (IDN Times/Dwi Agustiar)

Muhadjir mengatakan, kasus DBD dapat dihindari melalui tindakan pencegahan yang tepat. Inisiatif utama yakni program 3M Plus yang telah dicanangkan pemerintah.

Melalui program 3M Plus, masyarakat diingatkan untuk menguras tempat-tempat yang menjadi sarang nyamuk, menutup rapat tempat penyimpanan air, dan mendaur ulang, plus menggunakan obat anti nyamuk sebagai perlindungan ekstra.

Selain itu, peran Juru Pemantau Jentik (Jumantik) dan Tim Pendamping Keluarga (TPK) juga perlu ditingkatkan. Sebab, perlu wawasan mendalam tentang DBD dan upaya pencegahannya.

2. Peran sentral jumantik dalam pencegahan dan pengendalian DBD

Kasus DBD Terus Meningkat, Masyarakat Diimbau Lakukan 3M PlusJentik nyamuk ber-Wolbachia dalam wadah yang nantinya menjadi nyamuk yang dapat menekan kasus DBD. (IDN Times/Daruwaskita)

Disebutkan, Jumantik memiliki peran sentral dalam upaya pencegahan dan pengendalian DBD.

Jumantik berperan dalam pemantauan lingkungan untuk mengidentifikasi potensi sarang nyamuk, menyebarkan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya pencegahan DBD, dan membantu dalam tindakan pemberantasan sarang nyamuk di rumah dan sekitarnya.

"Dalam masyarakat, jumantik menjadi agen perubahan dengan mengedukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, menghilangkan tempat-tempat berpotensi menjadi sarang nyamuk, dan melaporkan kondisi yang memerlukan tindakan lebih lanjut kepada pihak berwenang," kata Muhadjir.

3. Penyakit DBD merupakan ancaman serius

Kasus DBD Terus Meningkat, Masyarakat Diimbau Lakukan 3M PlusIlustrasi pasien DBD (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Terkait peran jumantik ini, telah digelar seminar dan peluncuran E-Book dengan tema ‘Penguatan Layanan Kesehatan melalui Peningkatan Peran Jumantik dan TPK untuk Menanggulangi Kasus DBD di Indonesia', Selasa (29/8/2023), di Kantor Kemenko PMK, yang merupakan kerja sama dari Kemenko PMK dengan HIT dari PT Godrej Consumer Products Indonesia, dan KlikDokter.

Melalui acara tersebut, masyarakat Indonesia diharapkan semakin siap dalam menghadapi ancaman DBD, dan bersama-sama menuju Indonesia yang lebih sehat dan bebas dari penyakit.

"Semangat preventif melalui edukasi adalah langkah yang tepat untuk terus menanggulangi dan memberantas DBD di Indonesia. Melalui KlikDokter, kami juga mengimbau masyarakat untuk selalu update dan jaga kesehatan melalui portal dan layanan online konsultasi kami bersama dokter-dokter terbaik,” ujar CEO KlikDokter, Hendra Tjong.

Baca Juga: 2.547 Kasus DBD di NTB Selama 5 Bulan, 25 Penderita Meninggal Dunia

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya