Marco Kusumawijaya Soroti IKN, Sebut Pindah Ibu Kota Bukan Keharusan

Marco Kusumawijaya meluncurkan buku tentang perkotaan

Jakarta, IDN Times - Pengamat Perkotaan, Marco Kusumawijaya meluncurkan buku terbarunya yang berjudul 'Kota-Kota Indonesia: Pengantar untuk Orang Banyak.' Buku ini ditulis dengan landasan, terlalu banyak perencanaan kota tetapi minim pengetahuan tentang perkotaan yang ada di Indonesia.

Marco mengungkapkan, pertumbuhan yang cepat tetapi tidak dibarengi dengan pemahaman yang mendalam tentang fenomena dan dampak yang menyertai akan membuat kota-kota di Indonesia tumbuh seakan tanpa arah dan rencana.

"Motivasi saya menulis buku ini karena kita merasa terlalu banyak perencanaan kota tetapi sedikit yang memiliki pengetahuan tentang itu," ujar Marco di Goethe Institut, Jakarta Pusat, Selasa (15/8/2023).

Baca Juga: DPRD: Sinergi BUMD Mutlak Dibutuhkan untuk Bangun Ekonomi Jakarta

1. Buku 'Kota-Kota Indonesia' landasan memahami perkotaan di Indonesia

Marco Kusumawijaya Soroti IKN, Sebut Pindah Ibu Kota Bukan KeharusanBuku Kota-Kota Indonesia Karya Marco Kusumawijaya (IDN Times/Rachma Syifa)

Buku setebal 1719 lembar ini sengaja dirilis pada bulan Agustus karena bertepatan dengan bulan kemerdekaan Indonesia.

Terbagi menjadi 3 jilid, buku ini menceritakan tentang kota-kota yang ada di Indonesia dilengkapi dengan gambar, grafik, dan peta.

"Buku ini mengajak kita semua memahami kota-kota di Indonesia, yang dalam perkembangan pesatnya telah menyebabkan bentuk-bentuk berubah lebih cepat daripada upaya penggambarannya," kata Marco.

Baca Juga: Progres Pembangunan di IKN Sudah Menembus 38,1 Persen

2. IKN bukti kesalahan ontologis dan estimologis

Marco Kusumawijaya Soroti IKN, Sebut Pindah Ibu Kota Bukan KeharusanMarco Kusumawijaya dalam Peluncuran Buku Kota-Kota Indonesia (IDN Times/Rachma Syifa)

Marco sempat menyinggung persoalan Ibu Kota Nusantara (IKN). Menurutnya, apabila pejabat atau pengambil kebijakan publik telah membaca buku ini, pasti mengetahui bahwa pindah Ibu Kota bukan hal yang harus dan dianjurkan.

"Jawaban terhadap IKN itu bukti dari kesalahan ontologis dan estimologis karena tidak tersedianya buku tentang kota-kota di Indonesia," sambungnya.

Baca Juga: Ekonomi Jakarta Tetap Bisa Ngebut setelah Pindah IKN?

3. Solusi polusi udara di Jakarta bukan pindah ke IKN

Marco Kusumawijaya Soroti IKN, Sebut Pindah Ibu Kota Bukan KeharusanSuasana Masjid Istiqlal yang tertutup oleh kabut polusi di Jakarta, Selasa (25/7/2023). (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Marco menjelaskan, apabila orang telah membaca bukunya, maka mereka akan mengetahui bagaimana permasalahan kota-kota di Indonesia dan cara mengatasinya, terutama pembangunan IKN.

"Solusi mengatasi polusi ini bukanlah warga pindah ke IKN, emangnya warga Jakarta mau? Ya, karena mereka tidak baca sejarah jadi tidak tahu," tutupnya.

Baca Juga: Jokowi ke Bos Real Estate: 34 Ribu Hektare Lahan di IKN Bisa Dibeli

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya