Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi pencemaran laut (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)
Ilustrasi pencemaran laut (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

Jakarta, IDN Times - Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Susi Pudjiastuti, mengunjungi Pantai Bangsring di Banyuwangi, Jawa Timur. Dalam kesempatan itu, Susi juga mengajak cucunya untuk bermain di tepi laut. Hal itu diunggah dalam bentuk video di akun Instagram pribadinya, yakni @susipudjiastuti115. Momen lucu terlihat ketika cucunya itu marah karena melihat ada sampah yang mengambang di pantai.

Sampah menjadi sorotan Susi karena wilayah perairan yang tengah dikunjungi tersebut dipenuhi sampah plastik.

1. Cucu Susi Pudjiastuti geram karena melihat sampah di tepi laut

Instagram @susipudjiastuti115

Dalam video yang tidak lebih dari 15 detik itu, cucu Susi Pudjiastuti terlihat geram karena menemukan sebuah sampah plastik yang mengambang di tepi laut. Susi pun mengabadikan momen itu dan memberikan caption, 'Bangganya saya dengan cucuku'.

Sontak, netizen pun berkomentar dan mengapresiasi aksi cucu Susi tersebut.

"Buang Sampah jangan di laut! Ini siapa nih yang buang sampah?! Hayo siapa hayo?! Siapa yang buang sampah di laut?!" begitu ucapan cucu Susi Pudjiastuti selengkapnya sambil memegang sampah plastik.

2. Susi prihatin melihat sampah plastik bertebaran

Instagram @susipudjiastuti115

Dalam video itu, terlihat juga bagaimana kondisi Pantai Bangsring yang penuh sampah, khususnya sampah plastik. Padahal, tempat tersebut merupakan lokasi wisata.

"Saya di Bangsring di tempat wisata, ada tempat kasih makan ikan, konservasi. Namun sayang, begitu banyak sampah datang dari mana-mana. Tempat wisata yang cantik ini sesekali jadi kotor karena sampah yang banyak," ujar Susi.

Ia pun mengajak masyarakat, khususnya masyarakat setempat, untuk mulai mengurangi penggunaan plastik.

"Ayolah kita mulai kurangi sampah plastik. Kita mulai kurangi pemakaian plastik-plastik sekali pakai," kata Susi.

"Kan sayang laut secantik ini, ikan begitu banyak, tapi sampah plastiknya banyak. Di antara ikan-ikan yang cantik kita lihat ada tempat minuman di sana, menyedihkan sekali," sambung Susi.

3. Masyarakat Banyuwangi diminta melakukan pembersihan massal di pantai tersebut

Instagram @susipudjiastuti115

Susi kemudian menceritakan bagaimana cucu-cucunya tidak mau berenang di laut tersebut karena dipenuhi sampah.

"Ini anak dua atau tiga tahun saja sudah bicara malas berenang. Akhirnya kita bersihin dulu lautnya, lalu ke pinggir pantai duduk di antara berton-ton sampah plastik lagi," katanya.

Ia pun mengajak pemuda dan pemudi Banyuwangi untuk datang ke salah satu pulau di wilayah tersebut untuk melakukan pembersihan massal.

"Ayo, anak-anak muda Banyuwangi, datang ke Tabuhan, pulau yang ada di depan, pasirnya putih cantik. Tapi, plastiknya luar biasa," ucap Susi.

"Ayo, saya ingin mendengar pemuda-pemudi Banyuwangi melakukan pembersihan massal di Pulau Tabuhan. Supaya ini semua di sepanjang pantai bersih. Saya kembali untuk melihat nanti," tutup Susi.

4. Ikan Paus mati karena makan sampah plastik

(Bangkai ikan paus yang ditemukan di Pulau Wakatobi) Kartika Sumolang/WWF Indonesia

Seekor paus terdampar di Pulau Wakatobi pada Minggu, 18 November 2018 lalu. Paus itu ditemukan dalam kondisi membusuk. Lebih mengenaskan, ditemukan banyak sampah plastik dalam perut paus jantan tersebut. Beratnya tidak tanggung-tanggung, mencapai 5,9 kilogram sampah plastik. 

Organisasi pemerhati satwa liar, World Wild Life (WWF) Indonesia yang turut mengabadikan foto paus, mengatakan bagian tubuh paus saat ditemukan sudah dalam keadaan tidak utuh. 

Foto yang berhasil diabadikan oleh WWF Indonesia sangat mencengangkan. Melalui akun media sosialnya, mereka memaparkan jenis benda yang ditemukan di dalam perut hewan mamalia itu. 

"Total ada 5,9 kilogram sampah plastik yang ditemukan di dalam perut paus malang ini! Plastik keras (19 buah, 140 gr), botol plastik (4 buah, 150 gr), kantong plastik (25 helai, 260 gr), sandal jepit (2 buah, 270 gr), didominasi oleh tali rafia (3,26 kg) dan gelas plastik (115 buah, 750 gr)," demikian cuitan WWF Indonesia. 

Mereka juga mengungkap temuan itu bisa berhasil diketahui bersama Dinas Kelautan dan Perikanan Wakatobi, Balai Taman Nasional Wakatobi, Badan Promosi Pariwisata Daerah, Akademi Kelautan dan Perikanan Wakatobi, WWF, dan masyarakat setempat.

5. Menteri Susi sudah mencanangkan pandu laut dengan membersihkan sampah plastik

IDN Times/Galih Persiana

Keberadaan sampah plastik yang semakin menumpuk di perairan Indonesia tidak didiamkan begitu saja oleh pemerintah. Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, pada 19 Agustus 2018 sudah mencanangkan aksi bersihkan laut di 73 titik di seluruh Indonesia. Aksi itu dipelopori sukarelawan gerakan Pandu Laut. 

"Ini merupakan bukti cinta dan loyalitas terhadap NKRI, Pandu Laut ingin sebuah aksi nasional yang kami lakukan dan sudah diidentifikasi di 73 titik," ujar Susi ketika memberikan keterangan pers pada 13 Agustus 2018 lalu.

Pencemaran laut oleh sampah plastik sangat mengancam keberadaan biota laut dan manusia. Oleh sebab itu, pada 2025 mendatang, pemerintah mencanangkan sudah berhasil membersihkan 70 persen laut dari sampah. 

Selain itu, Menteri Susi juga mendorong agar Pemda memberlakukan peraturan daerah terkait penggunaan kantong plastik. 

"Beberapa wilayah yakni Banjarmasin dan Balikpapan, sudah mengeluarkan Perda terkait penggunaan kantong plastik," ujar Susi melalui keterangan tertulis pada 21 Agustus 2018.

Dia berharap, dengan adanya Perda bisa mengubah pola pikir masyarakat bahwa sampah yang dibuang ke laut tidak akan kembali ke pantai. Padahal, kata dia, laut tidak pernah menyukai menyimpan sampah.

Editorial Team

EditorElfida