Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
'RED SPARROW'. Jennifer Lawrence, pemeran utama di film 'Red Sparrow'. Foto dari screen capture akun YouTube 20th Century Fox

JAKARTA, Indonesia —Setelah menerima kritikan pedas usai berakting di film mother! beberapa saat lalu, kini sosok salah satu aktris termahal di dunia, Jennifer Lawrence, bisa disaksikan lewat film terbarunya, Red Sparrow.

Film ini mempertemukan kembali Lawrence dengan sutradara Francis Lawrence yang sebelumnya sukses menggarap The Hunger Games: Catching Fire serta The Hunger Games: Mockingjay Part 1 dan 2.

Red Sparrow yang bergenre spy thriller ini diangkat dari kisah novel berjudul serupa karya penulis James Matthews yang rilis tahun 2013. Matthews sendiri adalah mantan agen CIA yang berubah profesi jadi penulis.

Selain Jennifer Lawrence, film ini juga dibintangi oleh Joel Edgerton, Jeremy Irons dan banyak lagi. Di Indonesia, Red Sparrow bisa disaksikan di seluruh layar bioskop mulai Rabu, 28 Februari 2018.

Ringkasan cerita

Adalah Dominika Egorova (Jennifer Lawrence), seorang balerina populer di Bolshoi yang tinggal berdua dengan ibunya di Moskow. Di puncak kariernya, Dominika harus dihadapkan dengan kenyataan pahit saat ia mengalami insiden di atas panggung yang membuatnya tidak bisa menari lagi.

Frustasi dengan hidup, tidak bisa menari dan tak bisa menafkahi ibunya, Dominika tertarik untuk menerima tawaran "jalan pintas" dari pamannya Ivan Dimitrevich Egorov (Matthias Schoenaerts) untuk menerima "tugas" khusus dari pemerintah Rusia.

Dominika yang tak mengerti apa-apa ternyata harus mendapati dirinya terjebak dan jadi saksi pembunuhan yang sangat brutal. Dominika lolos dari ancaman pembunuhan oleh tentara Rusia karena syarat yang diajukan Ivan, agar ia bergabung di sekolah khusus untuk para "sparrows". Sekolah ini dikelola pemerintah Rusia untuk mencetak kader-kader militan yang memiliki keahlian khusus untuk merayu musuh.

Default Image IDN

Terlihat menonjol di kelasnya, Dominika pun akhirnya dikirim untuk menuntaskan misi pertamanya, merayu agen mata-mata AS bernama Nathaniel "Nate" Nash yang sedang jadi incaran militer Rusia karena diduga memiliki informasi soal mata-mata ganda di dalam lingkup pemerintahan Rusia.

Akankah Dominika menuntaskan misinya? Atau ia tergoda pilihan-pilihan lain yang datang menghampirinya? 

Highlights

Look Jennifer Lawrence sepanjang film ini sungguh atraktif. Dimulai dari perannya sebagai balerina, perempuan penggoda dengan misi dari militer Rusia, siswa di sekolah pelatihan sparrow hingga saat jadi mata-mata sungguhan. Make up, busana hingga rambut Jennifer Lawrence terlihat flawless dan sedap dipandang mata.

Default Image IDN

Atmosfer seksual yang "dark" juga bisa terlihat di sepanjang film, bahkan dari awal film dimulai. Hal itu kemudian dibarengi dengan beberapa adegan interogasi khas film spy yang tentunya memuat adegan kekerasan dan penuh darah meski minim action.

Twist di bagian akhir film layak dinanti meski tidak terlalu mengejutkan, bahkan malah menimbulkan banyak pertanyaan.

Akting dari Jeremy Irons (meski tak terlalu banyak) juga mengambil peranan penting sepanjang film. Betapa karakter Jenderal Vladimir Andreievich Korchnoi yang tadinya seperti sampingan, berubah penting dan esensial. Perubahan karakter ini dengan apik disajikan oleh aktor sekelas Jeremy.

Beberapa adegan panoramik di film ini cukup menarik untuk disaksikan. Terlebih dengan latar belakang lokasi di beberapa negara di Eropa Barat dan Timur yang sangat indah.

Kelemahan

Saya bahkan tidak tahu harus mulai dari mana. Mungkin dari Jennifer Lawrence, sang aktris utama. Sebenarnya tidak ada yang salah tapi juga tak ada yang terlalu spesial dari akting Jen. Penampilannya ya..biasa saja. Yang cukup "mengganggu" adalah usaha Jen mengaplikasikan aksen Rusia yang menurut saya agak clumsy dan terlalu dipaksakan. 

Yang juga jadi kelemahan film ini adalah editing sensor yang tidak rapi dan seperti menghilangkan benang merah dari adegan per adegan. Ya, film ini memang banyak menyuguhkan adegan kekerasan dan seksualitas. Tapi tentu saja itu tidak bisa disaksikan di layar bioskop Indonesia karena kebanyakan disensor. 

Chemistry antara Jen dan Joel pun tidak membantu sama sekali alias tidak terasa sedikit pun. Hingga keduanya harus beradegan intim (yang tentunya disensor), chemistry dan ikatan itu tak pernah sedikit pun terasa. Keduanya terasa asing satu sama lain.

Default Image IDN

Nyaris tiga perempat bagian film sedikit membosankan dan membingungkan. Seperti sedang menonton dua (atau lebih) film berbeda. Di satu sisi disuguhi banyak adegan dan grafik seksualitas yang sangat provokatif, tapi di sisi lain ada cerita mata-mata modern yang sebenarnya menarik tapi kurang fokus dieksplor. 

Twist demi twist yang disajikan (terutama di bagian akhir film) juga tidak bikin penonton terlalu gregetan. Tidak banyak adegan aksi yang bisa disaksikan di film ini yang justru lebih banyak mengetengahkan dialog-dialog panjang.

Yang saya rasakan ketika menontin film ini, terutama di bagian aksi kekerasan dan interogasi, seperti kembali menyaksikan film-film The Hunger Games

Rating

6,5/10

Rekomendasi

Yang paling utama, jangan membawa anak-anak di bawah umur ketika kamu berniat menyaksikan film ini. Tentu karena banyaknya adegan berbau yang menampillkan kekerasan dan seksualitas nyaris di seluruh film. Siapkan diri untuk menyaksikan adegan-adegan ini.

Default Image IDN

Durasi 140 menit bisa ditahankan dan cukup membuat penonton betah menanti akhir cerita. Ada sesuatu yang membuat penonton penasaran dari awal hingga akhir cerita. Sesuatu yang berbeda yang tidak banyak disuguhkan film lain, meski tak se-seductive yang dipikirkan banyak orang. 

—Rappler.com

Editorial Team