Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Penampilan Reog Ponorogo di Bundaran HI, Jakarta (jakarta-tourism.go.id)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengungkapkan, pihaknya sedang berupaya memberikan legitimasi bagi Reog Ponorogo agar dapat ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh UNESCO.

Muhadjir mengatakan berbagai rintangan telah diselesaikan, termasuk persyaratan-persyaratan tersisa yang diminta UNESCO mengenai persoalan yang mengganjal dalam penilaian terkait indikasi penggunaan bulu burung Merak dan kulit Harimau.

Muhadjir menjelaskan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo telah memberikan klarifikasi, bulu burung Merak yang dipakai merupakan bulu yang telah lepas secara alami dari peternakan burung merak yang dikelola Pemkab Ponorogo. Sementara, kulit kambing menjadi alternatif penggunaan kulit harimau yang dibentuk sedemikian rupa oleh perajin Reog.

“Dua persoalan itu saya pikir sudah clear. Sudah dijelaskan oleh Pemkab Ponorogo kepada UNESCO,” ujar Muhadjir dalam siaran tertulis, Jumat (25/8/2023).

1. Ekosistem Reog Ponorogo terbentuk

Atraksi Singa Barong dalam Reog Ponorogo di Bentara Budaya Yogyakarta, 21 Desember 2019. IDN Times/Pito Agustin Rudiana

Muhadjir mengatakan, ekosistem Reog Ponorogo telah terbentuk dengan baik yang merupakan hasil dari upaya Pemkab Ponorogo dan masyarakat setempat. Mulai dari pendidikan, event, kerajinan, hingga peternakan Merak sebagai pemasok bulu untuk kerajinan Reog.

“Secara ekosistem sudah terbentuk dengan rapi, itu alasan kami berani mengusulkannya ke UNESCO,” ungkap Muhadjir.

2. Anak sekolah juga dapatkan praktik pembelajaran Reog Ponorogo

Para sukarelawan Mak Ganjar Lampung bersama masyarakat mengadakan kegiatan sedekah hasil bumi dan gelar budaya Reog Ponorogo, Jumat (17/3/2023). (Dok. MGL)

Dalam proses sosialisasi, Reog Ponorogo juga telah dibangun melalui sistem kurikulum pendidikan sejak dini dari jenjang sekolah dasar hingga menengah.

"Anak-anak di sekolah telah mendapatkan pengajaran mengenai kesenian Reog hingga praktik penggunaannya dalam pagelaran," kata Muhadjir.

3. Pawai budaya Reog Ponorogo akan digelar 27 Agustus 2023 di Jakarta

Momen Reog Ponorogo tampil di Grahadi saat HUT RI Ke-77 agar segera diakui UNESCO, Rabu (17/8/2022). (IDN Times/Khusnul Hasana) .

Untuk mendukung dan mendorong pengusulan Reog Ponorogo sebagai WBTB UNESCO tersebut, Kemenko PMK telah menginisiasi kegiatan Pawai Budaya Reog Ponorogo yang akan digelar pada Minggu, 27 Agustus 2023, pukul 08.00 WIB.

Pawai tersebut akan dimulai dari Perpustakaan Nasional di Jalan Medan Merdeka Selatan, kemudian melalui rute Jalan Medan Merdeka Barat, hingga berakhir di kantor Kemenko PMK.
 
Pawai Budaya Reog Ponorogo beserta seni budaya lainnya tersebut, sekaligus diadakan dalam rangka menyemarakkan HUT ke-78 Republik Indonesia, dan bentuk aksi nyata Gerakan Nasional Revolusi Mental yang merupakan program pemerintah yang koordinasinya dilaksanakan Kemenko PMK.

Editorial Team