LSPR Sosialisasi dan Terbitkan Buku Mitigasi Bencana Banjir

Untuk warga Desa Bojongkulur

Jakarta, IDN Times -  LSPR Communication and Business Institute memberikan pelatihan pencegahan dan penanggulangan banjir pada perangkat Desa Bojongkulur, Bogor, Jawa Barat sebagai bentuk penyelenggaraan Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) LSPR Literasi Desa.

Dalam kesempatan tersebut, LSPR juga meluncurkan buku berjudul ‘Sedia Payung Sebelum Hujan’ yang merupakan panduan tanggap dan siaga banjir.

Kedua kegiatan ini diselenggarakan oleh Program Studi Ilmu Komunikasi dan Lembaga Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) LSPR Communication and Business Institut yang berada dalam satu tema kegiatan yakni, “Trainer on Trainee: Sedia Payung Sebelum Hujan”. 

1. Pelatihan diikuti oleh lebih dari 300 orang

LSPR Sosialisasi dan Terbitkan Buku Mitigasi Bencana BanjirFounder and CEO LSPR Institute Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR. (Dok. LSPR)

Pelatihan yang dilakukan secara online ini berlangsung pada Selasa (16/11/2021) dan diikuti oleh lebih dari 300 orang. Para peserta terdiri dari dosen dan mahasiswa LSPR, serta warga dari Desa Bojongkulur. 

Founder and CEO LSPR Institute Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR mengatakan bahwa program ini merupakan penerapan studi komunikasi yang aplikatif ke masyarakat.

"Terima kasih untuk bapak dan ibu dosen yang telah bekerja bersama-sama untuk menghasilkan buku panduan penanganan banjir sebagai program literasi desa. Saya berharap buku ini bisa memberikan manfaat bagi warga Desa Bojongkulur,” katanya.

Baca Juga: LSPR-Gojek Lakukan Kerja Sama Riset Ilmiah

2. Banjir merupakan bencana yang kerap melanda Indonesia

LSPR Sosialisasi dan Terbitkan Buku Mitigasi Bencana BanjirRektor LSPR Dr. Andre Ikhsano. (Dok. LSPR)

Sementara itu Rektor LSPR Dr. Andre Ikhsano mengatakan, banjir merupakan bencana yang kerap melanda Indonesia. Menurutnya ada sekitar 2.200 bencana alam yang terjadi sejak 1 Januari hingga 31 Oktober 2021. Dari jumlah itu sekitar 40 persen bencana adalah banjir.

“Permasalahan banjir, ini terkait juga dengan masalah komunikasi. Komunikasi juga hal penting, baik saat mitigasi bencana, saat terjadi bencana dan setelah bencana,” kata Andre dalam sambutannya.

Kaprodi Ilmu Komunikasi, Dr. Sri Ulya Suskarwati, yang akrab disapa dengan Dr. Lia, menjelaskan peluncuran buku serta pelatihan ini merupakan bagian dari kegiatan Literasi Desa yang digagas LSPR. Ia menilai, program Literasi Desa ini bertujuan untuk mengimplementasikan program-program pengabdian kepada masyarakat di bidang komunikasi.

“Jadi salah satu luaran program ini adalah buku panduan tanggap dan siaga banjir,” ujarnya. 

3. Mendirikan rumah-rumah pompa

LSPR Sosialisasi dan Terbitkan Buku Mitigasi Bencana BanjirKepala Desa Bojongkulur, Firman Riansyah. (Dok. LSPR)

Sementara Kepala Desa Bojongkulur, Firman Riansyah menyatakan bahwa desa ini merupakan salah satu desa yang rawan banjir. Saat ini pemerintah daerah terus berupaya mengendalikan banjir di kawasan tersebut. Ia juga mengatakan, pihaknya sudah mendirikan rumah-rumah pompa untuk mengendalikan banjir.

Diketahui, sekarang sudah terdapat 24 rumah pompa di keseluruhan kawasan Desa Bojongkulur yang dapat mempercepat surutnya air saat banjir. Firman menyebut, tahun depan akan ditambah lagi 7 rumah pompa.

“Tentunya proses mitigasi ini sangat penting, karena itu selain pembangunan infrastruktur juga diperlukan pelatihan dan juga pemberian wawasan untuk mitigasi bencana,” katanya.

4. Bahaya penyakit yang mengancam akibat banjir

LSPR Sosialisasi dan Terbitkan Buku Mitigasi Bencana Banjirdr. Sondang MHA Pandjaitan Sirait, SpKK(K), MPd. Ked., FINSDV. (Dok. LSPR)

Pada pelatihan ini juga menghadirkan, dr. Sondang MHA Pandjaitan Sirait, SpKK(K), MPd. Ked., FINSDV, yang menjelaskan mengenai bahaya penyakit yang terjadi saat banjir. Menurutnya, penyakit kulit, mata dan pencernaan adalah penyakit-penyakit umum diderita warga yang terdampak.

“Kita juga harus waspada penyakit yang ditimbulkan pasca banjir seperti demam berdarah dan leptospirosis,” papar dr. Sondang.

Ia menilai, penyakit Leptospirosis yang disebabkan oleh kencing tikus ini bisa mengancam jiwa manusia. Penderita penyakit ini biasanya mengalami demam, diare lalu sakit kepala hebat dan nyeri otot. 

Selain itu, dua pemateri terakhir merupakan dosen dari LSPR Institute yang memberikan pemahaman mengenai cara mengomunikasikan permasalahan banjir pada anggota PKK Desa Bojongkulur yang mengikuti acara ini.

Kedua dosen tersebut adalah Dr. Rubiyanto, LSPR Lecturer in Postgraduate Programme yang menjelaskan mengenai pengertian komunikasi, serta Dr. Dewi Widowati yang juga merupakan LSPR Lecturer in Posgraduate Programme. Ia menjelaskan mengenai komunikasi nonverbal yang merupakan salah satu aspek dalam komunikasi. 

5. LSPR Literasi Desa

LSPR Sosialisasi dan Terbitkan Buku Mitigasi Bencana BanjirLSPR Communication and Business Institute memberikan pelatihan pencegahan dan penanggulangan banjir pada perangkat Desa Bojongkulur, Bogor, Jawa Barat. LSPR juga meluncurkan buku berjudul ‘Sedia Payung Sebelum Hujan’ yang merupakan panduan tanggap dan siaga banjir. (Dok. LSPR)

LSPR Literasi Desa merupakan salah satu Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) dari pemerintah yang dimenangkan oleh LSPR Institute.

Program Hibah PKKM yang dimaksud terdiri dari Literasi Desa, Riset Kolaborasi, LSPR Connect & Developing, LSPR Upscale Pertukaran Dosen, dan Program Kemanusiaan.

Dalam implementasinya, LSPR menjalankan Pengabdian Masyarakat Kolaboratif yang terdiri dari berbagai kegiatan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan serta Pelatihan Pengembangan Dosen di Bidang Pengabdian Masyarakat.

Kegiatan ini merupakan ranah untuk Dosen dalam merealisasikan Tridharma Perguruan Tinggi, serta memberikan kontribusi atau dampak positif langsung kepada masyarakat. (WEB) 

Baca Juga: Jangan Ngaku Anak LSPR Kalau Ngga Ngerti Hal-Hal Ini

Topik:

  • Ridho Fauzan

Berita Terkini Lainnya