Kemenlu: 181 Jiwa Tewas dalam Konflik Palestina-Israel 

Korban tewas terhitung sejak 10 Mei 2021

Jakarta, IDN Times - Sebanyak lebih dari 181 korban jiwa yang jatuh dalam letusan konflik antara Palestina dan Israel sejak 10 Mei 2021 lalu. Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal (Dirjen) Kerja sama Multilateral Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Febrian Alphyanto.

"Laporan dari utusan khusus PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah, sekitar 181 warga Palestina menjadi korban jiwa, termasuk 52 anak-anak dan 31 wanita. Selain itu, ada 1.200 korban luka akibat serangan roket dan udara antara kedua belah pihak," jelas Febrian, dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi I DPR RI, seperti dikutip dari ANTARA, Selasa (18/5/2021).

Baca Juga: Jadi Perhatian Dunia, Begini Awal Konflik Israel-Palestina

1. Serangan roket yang bikin korban jiwa berjatuhan

Kemenlu: 181 Jiwa Tewas dalam Konflik Palestina-Israel Sejumlah anak-anak di Palestina melihat kondisi kerusakan dekat gedung menara yang terkena serangan udara Israel, di tengah gencarnya konflik Israel-Palestina, di Kota Gaza, Rabu (12/5/2021). (ANTARA REUTERS / Mohammed Salem/aww.)

Febrian menambahkan, banyaknya korban tewas dan luka tak terlepas dari aksi saling balas serangan roket sejak 10 Mei 2021 silam. Hal itu, selain menimbulkan korban jiwa, juga membuat situasi di Palestina memburuk.

Bukan hanya itu, situasi kemanusiaan di Palestina, khususnya Gaza juga ikut memburuk lantaran terganggunya akses air bersih, makanan, dan fasilitas kesehatan.

"Kondisi ini diperburuk dengan ditutupnya beberapa akses penyeberangan ke Gaza oleh otoritas Israel, baik untuk orang maupun barang, termasuk personel serta bantuan kemanusiaan seperti obat-obatan sejak 10 Mei 2021," terang Febrian.

2. Berbagai upaya diplomasi terus diusahakan Pemerintah Indonesia untuk meredam konflik Palestina-Israel

Kemenlu: 181 Jiwa Tewas dalam Konflik Palestina-Israel Roket diluncurkan militan Palestina ke arah Israel, di Gaza, Senin (10/5/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammed Salem.

Di sisi lain, Febrian mengakui pemerintah Indonesia terus berupaya melakukan diplomasi terkait isu Palestina. Salah satunya adalah dengan menyampaikan kecaman terhadap aksi kekerasan militer Israel, termasuk penghancuran secara ilegal permukiman warga Palestina.

Sementara, pada tatanan bilateral, pemerintah terus melakukan pendekatan kepada negara-negara, termasuk Palestina, dengan harapan bisa menghentikan kekerasan yang terjadi di sana.

Selain itu, pemerintah Indonesia juga terus menekan Israel melalui berbagai forum seperti PBB, OKI, dan dengan like-minded countries.

"Masalah konflik ini tidak bisa diselesaikan oleh satu negara saja. Maka, diplomasi kami adalah menggugah kembali semangat dari masyarakat dunia untuk melakukan aksi secara bersama-sama," jelas Febrian.

3. Sikap Presiden Jokowi dalam merespons konflik Palestina-Israel

Kemenlu: 181 Jiwa Tewas dalam Konflik Palestina-Israel (Ilustrasi di jalur Gaza) ANTARA FOTO/ REUTERS / Mohammed Salem

Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko "Jokowi" Widodo telah menjalin komunikasi dengan banyak pemimpin negara lainnya seperti Turki, Brunei Darussalam, dan Malaysia.

Bersama dengan Malaysia dan Brunei, Jokowi membuat joint statement atau pernyataan bersama yang intinya mengutuk tindakan Israel terhadap warga Palestina.

Adapun, pernyataan tersebut disampaikan Jokowi melalui akun Twitter resminya @jokowi, pada Minggu (16/5/2021) malam.

"Kami mengutuk dalam istilah terkuat pelanggaran dan agresi terang-terangan yang berulang kali dilakukan oleh Israel, yang menargetkan warga sipil di seluruh wilayah pendudukan Palestina, khususnya di Yerusalem Timur dan Jalur Gaza," tulis pernyataan bersama tersebut.

Pemimpin tiga negara itu juga prihatin dengan perluasan permukiman ilegal Israel, serta penghancuran dan penyitaan bangunan milik Palestina di seluruh tepi barat yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur.

"Kami juga mengutuk pelanggaran hukum internasional, termasuk hukum kemanusiaan dan hak asasi manusia yang dilakukan oleh Israel, melalui tindakan tidak manusiawi, kebijakan kolonial dan apartheid terhadap orang-orang Palestina di wilayah pendudukan Palestina, dan sebagainya," tulis pernyataan tersebut.

Baca Juga: Profil Hamas, Militan Palestina Pemimpin Gaza yang Perangi Israel

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya