Viral! Konten Video Dokter yang Dianggap Lecehkan Pasien Ibu Hamil

Video dokter viral karena disebut melecehkan perempuan hamil

Jakarta, IDN Times - Dokter Tanpa Stigma dan Koalisi Masyarakat Sipil Anti Kekerasan Seksual (KOMPAKS) mengecam tindakan dr Kevin Samuel Marpaung di dalam konten media sosialnya yang dianggap melecehkan dan diskriminatif terhadap kaum perempuan.

"Kami mengecam konten buatan dr Kevin Samuel yang menunjukkan sikap melecehkan
dalam reka adegan pemeriksaan pasien sebelum persalinan. Sikap ini bertentangan dengan nilai etis dan kemanusiaan yang dijunjung tinggi dalam profesi dokter," ujar Juru Bicara Dokter Tanpa Stigma, Sandra dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Sabtu (17/4/2021).

Alih-alih membuat konten yang melecehkan, Sandra menyatakan seharusnya dokter-dokter di Indonesia membuat konten edukasi menggunakan kecanggihan teknologi digital yang ada saat ini.

"Dokter seharusnya mampu memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien di setiap konsultasi kesehatan maupun dalam keseharian. Di era digital saat ini, dokter seharusnya mampu memanfaatkan media sosial untuk mengedukasi masyarakat demi tercapainya kesehatan masyarakat yang lebih baik," jelasnya.

1. Kronologi beredarnya konten media sosial akun @dr.kepinsamuelmpng

Viral! Konten Video Dokter yang Dianggap Lecehkan Pasien Ibu HamilIlustrasi TikTok. IDN Times/Arief Rahmat

Pada Sabtu, 17 April 2021, beredar konten TikTok dari akun @dr.kepinsamuelmpng yang berdurasi 15 detik. Konten tersebut viral tidak hanya di TikTok, melainkan juga di instagram dan twitter.

Pada video tersebut tergambar seorang dokter yang merupakan pemilik akun mendapatkan konsultasi dari bidan.

"Dok tolong cek pasien Ny A sudah pembukaan berapa," begitu tulisan di dalam video tersebut yang kemudian dijawab "Oke kak" oleh dokter si empunya akun TikTok itu.

Dalam video tersebut, sang dokter atau Kevin Samuel mengernyitkan dahi dan menggigit bibir bawah seraya mengacungkan dua jari, yakni telunjuk dan tengah seolah menunjukkan persiapan melakukan pemeriksaan vaginal touche.

Sekadar informasi, vaginal touche merupakan istilah kedokteran untuk pemeriksaan oleh dokter atau bidan dengan metode memasukkan dua jari ke dalam vagina ibu untuk memeriksa pembukaan serviks atau leher rahim apakah sudah siap melakukan proses kelahiran bayi atau belum.

Kevin Samuel dalam video tersebut kemudian memutar mata ke atas dan menengadah sambil menulisan keterangan "awkwardmoment" atau keadaan canggung sambil bergoyang-goyang dan menjawab "pembukaan 3 kak".

Baca Juga: Fakta-fakta Kasus Penganiayaan Terhadap Perawat RS Siloam Palembang

2. Video Kevin Samuel dianggap merendahkan perempuan lewat candaan

Viral! Konten Video Dokter yang Dianggap Lecehkan Pasien Ibu HamilIlustrasi kekerasan seksual (IDN Times/Arief Rahmat)

Secara garis besar, video tersebut menunjukkan reka adegan pemeriksaan vaginal touche oleh dokter yang merupakan bagian dari observasi sebelum seorang ibu melakukan persalinan.

Namun, Dokter Tanpa Stigma dan KOMPAKS menilai reka adegan tersebut memuat candaan yang tidak pantas bernuansa seksual untuk merendahkan martabat perempuan.

"Video ini melecehkan perempuan secara umum dan pasien wanita yang membutuhkan layanan kesehatan secara khusus," tulis KOMPAKS.

Adapun kini akun TikTok Kevin Samuel telah hilang, sedangkan akun instagram dan twitter miliknya dikunci. Namun, video tersebut telah viral di tiga media sosial tersebut.

3. Daftar pelanggaran yang ada di video Kevin Samuel

Viral! Konten Video Dokter yang Dianggap Lecehkan Pasien Ibu HamilIlustrasi konsultasi dokter (IDN Times/Mardya Shakti)

Dokter Tanpa Stigma dan KOMPAKS kemudian menyatakan video pelecehan yang dibuat oleh Kevin Samuel tersebut melanggar pasal 1, 2, dan 8 Kode Etik Dokter Indonesia (KODEKI).

Pada Pasal 1 KODEKI tertulis bahwa setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan sumpah dan atau janji dokter.

Kemudian, pada pasal 2 KODEKI berbunyi seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan profesional secara independen dan mempertahankan perilaku profesional dalam ukuran tertinggi.

Sementara pasal 8 KODEKI tertulis seorang dokter wajib dalam setiap praktik medisnya memberikan pelayanan secara kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.

Selain itu, Dokter Tanpa Stigma dan KOMPAKS juga menilai perilaku Kevin Samuel dalam video tersebut telah melanggar sumpah dokter yang menjadi kompas dalam profesi kedokteran Indonesia.

Secara umum, baik Dokter Tanpa Stigma dan KOMPAKS sepakat video ini bukan hal pertama yang menunjukkan diskriminasi dan pelecehan seksual terhadap perempuan oleh tenaga kesehatan.

"Dokter Tanpa Stigma dan KOMPAKS menyayangkan adanya video-video yang
melanggengkan kekerasan terhadap perempuan di dunia maya. Hal ini merupakan bagian dari kekerasan berbasis gender siber (KBGS) yang menurut Catatan Tahunan Komnas Perempuan meningkat tajam hingga 375 persen selama masa pandemi COVID-19 di tahun 2020," jelas KOMPAKS.

4. IDI dituntut memberikan sanksi berat kepada Kevin Samuel

Viral! Konten Video Dokter yang Dianggap Lecehkan Pasien Ibu HamilLogo Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Dok. Istimewa

Atas segala dasar tersebut, Dokter Tanpa Stigma dan KOMPAKS meminta kepada Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jakarta Selatan sebagai organisasi tempat Kevin Samuel bernaung untuk mengajukan permasalahan konten video pelecehan itu ke Majelis Kode Etik Kedokteran (MKEK) IDI.

"Kami juga menuntut MKEK IDI untuk segera mengusut permasalahan ini dan memberi sanksi tegas kepada dokter yang bersangkutan yaitu mencabut SIP dan keanggotaan IDI dokter yang bersangkutan," tulis KOMPAKS.

Selain itu, Dokter Tanpa Stigma dan KOMPAKS meminta agar Pengurus Besar (PB) IDI membuat aturan tegas bagi tenaga medis yang melecehkan pasien dalam bentuk apapun, termasuk di media sosial dan menyusun kurikulum pembinaan atau pelatihan perspektif gender dan HAM pada tenaga medis.

Dokter Tanpa Stigma dan KOMPAKS juga meminta agar tenaga medis berperan aktif menciptakan layanan kesehatan yang berorientasi gender dan senantiasa mengingatkan sejawat lain untuk bersikap profesional dalam bekerja.

Baca Juga: Begini Cerita Sebelum Terjadi Penganiayaan ke Perawat di Palembang

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya