Jakarta, IDN Times - Di tengah proses pencarian putranya, Emmeril Khan Mumtadz atau Eril, Ridwan Kamil sempat terekam kamera sedang mengumandangkan azan di tepi Sungai Aare, Bern, Swiss. Pria yang akrab disapa Kang Emil itu terlihat mengenakan jaket vest berwarna kuning, kaos gelap dan topi biru.
Tidak diketahui kapan momen itu diabadikan. Tetapi, video dengan durasi kurang dari 10 detik itu viral di media sosial.
Video lainnya yang juga viral menggambarkan Kang Emil berjalan menyusuri pinggiran Sungai Aare untuk mencari keberadaan putra sulungnya, Eril yang hanyut pada Kamis 26 Mei 2022 lalu.
Menurut penuturan kerabat Kang Emil yang ikut mendampingi, Gubernur Jawa Barat itu bersama sang istri, Atalia, sejak pagi hingga malam hari turut dalam proses pencarian. Keduanya kompak saling menguatkan dan berharap Eril ditemukan.
Hal itu diketahui dari rekaman voice note milik kerabat yang ikut ke Swiss untuk mendampingi Kang Emil. Voice note itu dikirimkan kepada adik kandung Kang Emil, Elpi Nazmuzaman, mengenai kondisi kakaknya di Swiss.
"Masya Allah saya menyaksikan figur pasangan suami istri yang saling menguatkan di situasi yang luar biasa berat," ujar suara kerabat tersebut yang diketahui perempuan dan dikutip dari kantor berita ANTARA.
"Sejak awal kondisi terjadi, saya melihat seorang ibu yang sangat tawakal dan berserah dengan ikhtiar yang luar biasa secara fisik, mental, dan doa karena saya membersamai juga. Beliau terus menyusuri sungai seharian sampai malam gelap," kata kerabat itu lagi.
Namun, memasuki pencarian di hari ketujuh tetap belum membuahkan hasil. Maka, berdasarkan keputusan keluarga, Kang Emil dan Atalia meyakini putra sulung mereka sudah tak selamat. Hal itu tertuang di dalam surat edaran Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat yang diterbitkan pada Kamis, 2 Juni 2022 lalu.
"Bapak Moch Ridwan Kamil beserta istri sudah mengikhlaskan sepenuhnya dan meyakini bahwa ananda tercinta Emmeril Khan Mumtadz sudah meninggal dunia karena tenggelam," demikian isi surat yang diteken oleh Ketua MUI Jabar KH Rachmat Syafe'i.
Lalu, bagaimana proses pencarian di hari kedelapan di Swiss?