Hackathon 2019, MillIennial Peduli Anggaran Negara Melalui Inovasi

Ciptakan platform edukatif untuk mengelola kebijakan fiskal

Jakarta, IDN Times - Generasi muda terutama millennial didorong peduli dengan kebijakan keuangan negara dengan cara berinovasi melalui teknologi. Kemenkeu bersama Accenture Indonesia dan Kalibrr berkolaborasi mengadakan kompetisi Hackathon 2019 bertema Generasi Peduli #UangKita.

Sebelumnya, kompetisi Hackathon telah dibuka oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indarawati pada Jumat (1/3). Kompetisi yang berlangsung selama tiga hari tersebut diikuti sebanyak 39 anak muda yang disaring dari 3.500 lebih pendaftar yang berasal dari seluruh Indonesia. Peserta yang terbagi dalam 13 tim langsung menyusun proyek lain yang ingin mereka kerjakan, tentunya dengan bimbingan dari perwakilan kementerian dan pakar pemain industry teknologi.

Dalam kompetisi tersebut, anak muda Indonesia ditantang untuk bekerja sama membuat desain, konsep komunikasi, dan platform yang edukatif yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran millennial Indonesia tentang bagaimana negara mengelola kebijakan fiskal.

1. Aplikasi DUIT menampilkan informasi APBN 2019

Hackathon 2019, MillIennial Peduli Anggaran Negara Melalui Inovasijpp.go.id

Aplikasi yang dinamai DUIT atau peDuli Uang kITa berhasil menjadi juara pertama di kompetisi Hackthon 2019. Aplikasi ini dirancang oleh grup 8 yang beranggotakan project manager, Lidwina Kristantia (22), designer, David Hukom (28), dan programmer, Eko Simanjuntak (22). Sebagai juara pertama, mereka dinilai berhasil mengemas informasi seputar APBN 2019 menjadi prototype platform aplikasi yang informatif, edukatif, dan menarik.

Pengguna aplikasi dapat mengakses APBN, antara lain indikator perekonomian seperti tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan nilai tukar serta memberikan kesempatan kepada millennials untuk memberikan saran, mengawasi kinerja pemerintah. Aplikasi DUIT juga menyediakan layanan fitur personalisasi berupa pemantauan belanja per bulan dengan menggunakan geolocation di masing-masing provinsi pada setiap sektor pembangunan.

2. Aplikasi dengan #PantauKita dapat mengawal pelaksanaan APBN

Hackathon 2019, MillIennial Peduli Anggaran Negara Melalui InovasiANTARA News/Satyagraha

Sementara, juara kedua diraih oleh grup yang beranggotakan project manager, Michael Kosastra (21), designer, Setyono Dwi Utomo (23), dan programmer, Nur Ratna Sari (24). Grup ini menonjolkan aplikasi yang menerapkan citizen journalism dengan menggabungkan fitur Artificial Intelligence (AI) dan kamera untuk mengawal pelaksanaan APBN.

Dengan mengusung tagar #PantauKita, aplikasi tersebut membantu pengguna memastikan bahwa anggaran yang telah dialokasikan di daerah sekitar mereka telah direalisasikan dan memadai. Selain itu, taqar #TentukanKita juga menjadi daya tarik tersendiri. Hal ini memungkinkan pengguna terlibat langsung dalam penyusunan RAPBN dan berkolaborasi dengan Pemerintah untuk meningkatkan efektivitas anggaran belanja negara di daerah mereka.

3. Daya Tarik fitur online course berbasis real time

Hackathon 2019, MillIennial Peduli Anggaran Negara Melalui Inovasidailysocial

Tak mau kalah unik, grup yang beranggotakan project manager Aqilah Khairunnisa (21 ), designer Alexander Pratama (25) dan programmer Ilham Firdausi Putra (19) berhasil meraih juara ketiga. Mereka menampilkan platform bertukar opini berbasis real time. Pengguna dapat menyukai dan membalas komentar pengguna lain mengenai penyelenggaraan APBN di daerah masing-masing layaknya media sosial.

Sementara itu, terdapat fitur online course untuk mensosialisasikan materi penyusunan dan realisasi APBN. Fitur edukasi dan sosial inilah yang menjadi daya tarik aplikasi.

4. Aplikasi kebijakan keuangan negara cocok dengan selera millennial

Hackathon 2019, MillIennial Peduli Anggaran Negara Melalui InovasiIDN Times/Dok Istimewa

Terkait penjurian, terdapat empat aspek yang digunakan dalam menilai prototype platform aplikasi. Pertama, wireframe (UX) yaitu seberapa mudah (user friendly) dan kepraktisan prototype aplikasi. Kedua, inovasi dan kreativitas yang berkaitan dengan originalitas, inovasi, dan kreativitas ide. Ketiga, desain (UI), seberapa menarik desain aplikasi. Selanjutnya, yang keempat, fungsionalitas dan kelayakan (fleksibilitas) yaitu tingkat akurasi dan kelengkapan (komprehensif) prototype dalam mengkomunikasikan tujuan kasus.

Juri kompetisi Hackathon 2019 Kemenkeu terdiri dari Staf Ahli Bidang Organisasi, Birokrasi, dan Teknologi Informasi (OBTI) Kemenkeu, Sudarto, Vice President of Products DANA Indonesia, Rangga Wiseno, Managing Director Kalibrr Indonesia, Sanuk Tandon dan Managing Director Technology Lead Accenture, Indra Permana.

Juri menilai ketiga kelompok tersebut berhasil membaca karakteristik millennials yang kritis terhadap pembangunan yang kemudian dikemas dalam bentuk aplikasi. Desain dan user experience yang ditampilkan pun cocok dengan selera millennials yang clean dan efisien. "Kami berharap perjalanan mereka tidak berhenti sampai di sini saja dalam menciptakan inovasi teknologi untuk edukasi kebijakan keuangan negara," kata Sudarto.

5. Kompetisi Hackathon 2019 beri peluang anak muda berinovasi

Hackathon 2019, MillIennial Peduli Anggaran Negara Melalui Inovasihackathonuangkita.com

Sementara itu, Vice President of Products DANA Indonesia, Rangga menyoroti, pentingnya kolaborasi. Segala sesuatu dimulai dari hal yang kecil dan mungkin di awal tidak terlihat saling berhubungan, tetapi semuanya ternyata bersinergi.

Hal ini sama seperti orang-orang yang memiliki keahlian berbeda. Ketika mereka bertemu dan menggabungkan kemampuan masing-masing, demikianlah inovasi bisa terwujud. "Melalui langkah-langkah awal ini, saya yakin generasi muda Indonesia secara kolektif dapat membawa perubahan positif," ujarnya.

Managing Director di Kalibrr Indonesia, Sanuk Tandon menambahkan, generasi muda harus memanfaatkan kesempatan ini guna melatih keahlian personal dan profesionalnya agar terbiasa pada kolaborasi kerja efektif untuk karir di masa depan. “Inilah saatnya generasi millennial Indonesia untuk menjadi generasi #UangKita. Mari kenali, kelola, dan awasi kebijakan keuangan negara agar menjadi pelaku pembangunan di masa ini dan masa depan,” paparnya.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya