Sempat Dihantui Kematian, Pasien COVID-19 di Sumbar Akhirnya Sembuh
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakara, IDN Times - Salah satu pasien di Rumah Sakit Umum Pusat M Djamil Padang dinyatakan sembuh dari virus corona atau COVID-19. Dia adalah perempuan 44 tahun berinisial AI, asal Kabupaten Pesisir Selatan.
Seperti dilansir kantor berita Antara, Minggu (12/4), AI sempat merasakan depresi setelah mengetahui dirinya positif virus corona, karena angka kematian di Indonesia tinggi. Ketika mengetahui dirinya positif yang selalu ada di pikirannya hanya kematian dan kekhawatiran siapa saja yang sudah tertular dari dirinya.
1. AI sempat dikabarkan meninggal dunia
Ibu tiga anak itu tidak memiliki riwayat perjalanan dari daerah terinfeksi virus corona, tetapi diduga tertular dalam acara pelatihan kesehatan di salah satu hotel di Padang yang, digelar Dinas Kesehatan Sumatera Barat.
Bahkan, setelah dirawat selama 18 hari, sempat beredar rumor yang menyatakan AI meninggal dunia. Tapi yang sebenarnya, dia malah sembuh dari virus corona.
"Alhamdulillah saya tidak menyangka akhirnya bisa sembuh dari penyakit COVID-19 ini, dan bisa berkumpul lagi dengan keluarga tercinta. Bahkan, sebelumnya sempat beredar kabar saya telah meninggal dunia," ujar AI.
Baca Juga: Masih Corona, Jabar Perpanjang Masa Belajar di Rumah Sampai 27 April
2. Tiga orang tertular virus corona dari Aswiliarti
Ketika AI diketahui positif virus corona, rekam jejaknya langsung ditelusuri dan semua orang yang berinteraksi dengan dia langsung melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.
Editor’s picks
Ketika selesai menjalakan isolasi, selanjutnya mereka melakukan tes laboratorium COVID-19. Dari sekian banyak orang yang pernah berkontak dengan AI, terdapat tiga orang yang tertular dan positif virus corona.
"Alhamdulillah suami dan anak-anak saya yang selalu berinteraksi dengan saya tiap hari. Alhamdulillah tidak ada satu pun yang positif, mungkin karena imunitas tubuh mereka kuat," ujar dia.
3. AI sembuh atas dukungan dari keluarga besar
Ketika AI menjalankan isolasi, keluarga tidak berhenti memberikan dukungan. Dia juga sempat dibelikan handphone baru dari keluarga untuk memudahkan komunikasi selama isolasi.
"Bahkan, kakak ipar saya juga memberikan dukungan pada saya. Setiap hari Beliau selalu memasakkan dan mengantarkan makanan kesukaan saya ke rumah sakit," kata dia.
4. Tim medis juga memberikan pelayanan terbaik
Tim medis yang bertugas merawat AI juga melayani dengan baik. Tidak hanya dukungan dari keluarga saja, melainkan bantuan dan dukungan dari tim medis membantu pemulihan dia.
“Saya sempat bertanya pada salah seorang perawat waktu itu, apakah dia tidak takut berinteraksi dengan kami? Sedangkan orang-orang di luar sana pasti mengucilkan kami karena takut tertular?" kenang dia.
"Jika kami ikutan takut, maka wabah itu akan semakin kuat. Maka kita semua akan kalah dan tumbang," lanjut AI, menirukan jawaban tim medis.
Baca Juga: [Cek Fakta] Benarkah Vitamin C Bisa Sembuhkan Penderita Virus Corona?