Menko PMK Optimistis Atasi Kemiskinan Ekstrem dan Stunting Tinggi

Perlunya intervensi spesifik dan intervensi sensitif

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy melakukan kunjungan kerja berupa pengecekan masalah kemiskinan ekstrem dan stunting ke Labuhan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (12/1/2023).

Kunjungan kerja ini dilakukan Menko PMK mengingat Kabupaten Sumbawa, NTB, menjadi salah satu daerah dengan tingkat kemiskinan ekstrem dan stunting tinggi di wilayah Timur Indonesia.

"Presiden Jokowi telah menargetkan masalah kemiskinan ekstrem nasional di tahun 2024 entas menjadi 0 persen, dan masalah stunting turun menjadi 14 persen," kata Muhadjir, dalam keterangan resminya yang dikutip, Jumat (13/1/2023).

1. Kemiskinan ekstrem menyebabkan stunting

Menko PMK Optimistis Atasi Kemiskinan Ekstrem dan Stunting TinggiIlustrasi anak stunting (ANTARA FOTO)

Muhadjir Effendy menyampaikan, fenomena stunting berawal dari terjadinya kemiskinan ekstrem pada masyarakat. Misalnya seperti kendala dalam mengakses kebutuhan dasar, akses air bersih, fasilitas sanitasi dan lainnya. Menurutnya, kedua masalah tersebut dapat dituntaskan melalui intervensi spesifik dan intervensi sensitif.

"Saya sampaikan bahwa stunting ini 60 persen beririsan dengan keluarga miskin ekstrem," ujar Muhadjir.

Intervensi spesifik berhubungan dengan peningkatan gizi dan kesehatan. Sedangkan, intervensi sensitif yakni pendukung mempercepat penurunan stunting, seperti penyediaan air bersih, Mandi Cuci Kakus(MCK), dan fasilitas sanitasi.

"Terutama untuk intervensi sensitif melibatkan Kementerian PUPR dan kementerian lain. Sedangkan untuk intervensi spesifik dari Kementerian Kesehatan. Itu harus kita koordinasikan," jelasnya.

Baca Juga: Miris, Dua Balita di Kalteng Stunting akibat Konsumsi Air Mentah

2. Akses sanitasi dan MCK di sejumlah rumah warga tampak kurang layak

Menko PMK Optimistis Atasi Kemiskinan Ekstrem dan Stunting TinggiMenteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy saat sambutan di acara Aksi PROTEKSI Wadah Kemitraan Penanggulangan TBC, Rabu (31/8/2022). (YouTube Kemenko PMK).

Kemudian, dalam kunjungannya ini, Menko PMK juga meninjau sejumlah rumah warga yang termasuk dalam kategori miskin ekstrem. Ia menyaksikan, terdapat sejumlah warga dengan akses sanitasi dan MCK yang kurang layak.

"Berkaitan dengan sanitasi MCK yang sudah saya cek itu perlu dibenahi. Nanti saya koordinasikan dengan Kementerian PUPR. Termasuk juga akses air minum kemudian juga kepastian dari mendapatkan fasilitas kesehatan," ucapnya.

Pemerintah Daerah melalui Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) juga sudah memberikan Data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) kepada desa-desa. Data ini bertujuan menjadi rujukan dalam penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem.

"Pemerintah desa telah melakukan upaya khusus untuk penanganan stunting. Di antaranya mengalokasikan dana desa untuk intervensi gizi ibu hamil, anak-anak balita yang rentan stunting," ujar Kepala Desa Labuhan Sumbawa, Kamiruddin.

3. Menko PMK optimistis mengurangi kemiskinan ekstrem dan stunting di Kabupaten Sumbawa

Menko PMK Optimistis Atasi Kemiskinan Ekstrem dan Stunting TinggiIlustrasi pertumbuhan anak stunting (pexels)

Melihat kondisi tersebut, Menko PMK terus optimis mengurangi masalah kemiskinan ekstrem dan stunting di Kabupaten Sumbawa.

Ia juga meminta bantuan Pemda setempat agar mengoptimalkan potensi bahari dari Kabupaten Sumbawa untuk pemenuhan gizi ibu hamil dan anak balita. Bahkan, perlu ditekankan edukasi mengenai nutrisi makanan.

"Ini perlu dilakukan edukasi kepada masyarakat. Dari segi nutrisi kan di sini tersedia melimpah banyak ikan. Sebetulnya yang penting adalah berkaitan dengan pola asuh terhadap anak-anak kemudian juga membiasakan hidup sehat di keluarga," ujar Muhadjir.

Baca Juga: PBNU Siap Bantu Kemenkes Tangani Laju Stunting Indonesia

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya