Asean Games 2018 di Indonesia Terancam Batal, Masih Bisakah Diselamatkan?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dua minggu lagi, kita akan memasuki tahun baru 2016. Waktu terus berjalan tapi kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018 masih belum jelas sama sekali. Banyak masalah yang muncul seperti masterplan yang terhambat dan juga proses birokrasi ruwet yang membuat persiapan tidak maksimal. Padahal akhir Desember 2015 nanti, Indonesia sudah harus mengajukan masterplan atau rencana induk ke Dewan Olimpik Asia (OCA). Masterplan ini digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan kesiapan kerja menjelang berlangsungnya event.
Apa saja yang harus tercantum dalam masterplan tersebut?
Semuanya mulai dari pengisian data teknis, venue pertandingan, kapasitasnya dan lain-lain harus tercantum dalam masterplan. Akan tetapi melihat kondisi terkini Indonesia saat ini, masih dibutuhkan terobosan yang konkret untuk mengeksekusi masterplan tersebut menjadi nyata. Terlebih lagi, masih banyak hal yang belum dituntaskan dalam perancangan tersebut.
Misalnya saja adalah pembuatan perkampungan atlet. Penolakan dari Komisi II DPR terkait proses pengalihan lahan di Kemayoran dari milik Kementerian Sekretaris Negara ke Pemda DKI Jakarta membuat pembangunan tahap pertama terhambat. Dan sampai sekarang belum ada solusi yang signifikan. Padahal Presiden Jokowi sudah mewanti-wanti agar tidak ada pihak yang mempersulit persiapan menuju Asean Games 2018 ini. Namun kenyataanya masalah birokrasi masih menjadi penghambat yang signifikan.
Editor’s picks
Urusan perkampungan atlet saja menelan biaya sekita 4,9 triliun rupiah. Apabila masih belum tuntas hingga batas waktunya, maka tanggung jawab tersebut akan beralih dari Pemda DKI Jakarta ke Pemerintah Pusat.
Dari total nilai lima poin, kesiapan Indonesia diberi nilai dua poin saja.
Rita Subowo, Mantan Ketua Umum KOI ditunjuk sebagai perwakilan Indonesia untuk menjembatani OCA. Ada tiga hal yang nantinya akan dinilai kepastiannya, yaitu masalah perkampungan atlet, pembangunan aquatic center dan juga velodrome.