Kronologi Tidak Disalatkannya Jenazah Seorang Nenek karena Diduga Mendukung Ahok

Pihak musala dan Ketua RT setempat membantahnya

Kekecewaan mendalam dirasakan oleh keluarga dari almarhumah Hindun binti Raisman. Jenazah wanita berusia 78 tahun yang tinggal di Jalan Karet Karya, Setiabudi, Jakarta Selatan ini disebut ditolak untuk di sholatkan di Musala setempat. Penolakan itu juga dikaitkan dengan isu bahwa Mushola Al-Mukminun menolak menyalatkan jenazah pembela penista Agama.

Kronologi Tidak Disalatkannya Jenazah Seorang Nenek karena Diduga Mendukung AhokFaisal Rapsanjani/Tribunnews.com

Dikutip Liputan6.com, (13/3), Sunengsih, putri almarhum Hindun menjelaskan kronologi kejadian yang menimpa ibunya tersebut. Wanita berusia 47 tahun ini bercerita bahwa nenek Hindun meninggal dunia pada hari selasa 7 Maret 2017 yang lalu. Usai Jenazah sang ibu dimandikan, Sunengsih langsung menghubungi pengurus musala Al-Mukminun untuk meminta izin supaya ibunya disholatkan di surau tersebut.

Namun, dia kecewa karena pengurus musala yang bernama Syafie mengatakan bahwa jenazah sang ibu disarankan disholatkan di rumah saja. Dengan berat hati, Sunengsih pun mengiyakan jawaban ustadz tersebut. Tetapi, dalam hati dia mengaku kecewa atas penolakan tersebut.

Sunengsih juga mengeluhkan tak banyaknya warga yang ikut melaksanakan salat jenazah untuk ibunya yang meninggal. Dia menduga alasannya adalah karena almarhumah memilih Ahok. Akibatnya, hanya segelinitir saja, yaitu anak cucunya yang melakukan sholat jenazah kepada Hindun.

Pihak musala dan Ketua RT setempat membantah enggan mengurus jenazah nenek Hindun.

Kronologi Tidak Disalatkannya Jenazah Seorang Nenek karena Diduga Mendukung AhokAvit Hidaya/Tempo.co

Ketua Rukun Tetangga 09 Rukun Warga 02 Karet Setiabudi, Jakarta Selatan, Abdul Rahman angkat bicara terkait isu bahwa dirinya tidak serius mengurus jenazah nenek Hindun. Dia mengaku sudah mengeluarkan surat kematian atas meninggalnya Hindun. Bahkan dia juga langsung keliling ke 9 RT, 1 RW dan LMK guna minta dana santunan atas meninggalnya nenek Hindun.

Selain itu, sang ustadz yang bernama lengkap Ahmad Syafii mengatakan bahwa masalahnya bukan karena memilih Ahok.  Syafii menegaskan bahwa pilihan untuk melakukan sholat jenazah di rumah adalah karena tak ada kaum lelaki yang akan mengangkat jenazahnya ke musala. Dia juga berdalih mengatakan ketika hendak disalati, penggali kubur tiba-tiba sudah menelepon supaya jenazah bergegas dikuburkan.

Baca Juga: Ini Deretan Rencana Ahok Jika Tak Terpilih Lagi Menjadi Gubernur

Prihatin, Ahok datangi keluarga Hindun.

Kronologi Tidak Disalatkannya Jenazah Seorang Nenek karena Diduga Mendukung AhokRosa Panggabean/ANTARA FOTO

Mendengar isu jenazah yang tak diurus dengan baik, calon Gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok langsung mendatangi rumah nenek Hindun.

Ahok datang ke rumah nenek Hindun yang diduga ditelantarkan warga lantaran mencoblos Ahok-Djarot di Pilkada DKI Jakarta putaran pertama tersebut dengan mengenakan kemeja putih. Dia ditemani oleh ajudannya. Ahok pun langsung berbincang dengan keluarga Nenek Hindun yang langsung menceritakan kronologi masalah yang menimpanya.

Baca Juga: 4 Presiden Indonesia Punya Reaksi Berbeda Soal Dugaan Penistaan Agama Ahok. 

Topik:

Berita Terkini Lainnya