Pengakuan Setya Novanto Vs Maroef Sjamsoeddin Makin Saling Bersebrangan

Mana yang benar?

Ketua DPR Setya Novanto dan Presiden Direktur PT Freeport Maroef Sjamsoeddin saling angkat bicara terkait pertemuan mereka yang kemudian menimbulkan isu permintaan saham. Dalam kasus tersebut, Setya Novanto diduga mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait permintaan saham PT Freeport Indonesia. Maroef memberikan pertanyaanya usai dia diundang sebagai saksi dalam sidang Mahkamah Kehormatan Dewan yang diadalah di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta. Keduanya sama-sama mengiyakan telah mengadakan pertemuan sebanyak tiga kali.

Pengakuan Setya Novanto Vs Maroef Sjamsoeddin Makin Saling BersebranganSumber Gambar: tempo.co

Pertemuan yang pertama diadakan empat mata antara Novanto dan Maroef saja di Ruang Kerja DPR pada bulan April 2015. Lalu pertemuan yang kedua dan ketiga dilanjutkan di Hotel Pacific Place Jakarta pada 13 Mei dan 8 Juni 2015. Pada pertemuan tersebut, Novanto mengajak pula pengusaha minyak, Riza Chalid. Usai pertemuan ketiga tersebut tak ada pertemuan lanjutan ataupun upaya untuk menghubungi via telepon.

Tetapi, kesamaan cerita keduanya hanya sampai disitu saja. Selanjutnya, kisah kasus ini justru berbeda dan saling bertolak belakang. Berikut adalah perbedaan persepsi yang diakui oleh Ketua DPR Setya Movanto dan Presiden Direktur PT Freeport Maroef Sjamsoeddin.

Pembicaraan Terkait Saham

Pengakuan Setya Novanto Vs Maroef Sjamsoeddin Makin Saling BersebranganSumber Gambar: tsatic.net

  • Pengakuan Setya Novanto

Terkait pembicaraan mengenai saham, Novanto mengaku dia dan Riza sama sekali tak meminta saham kepada Freeport, seperti yang dilaporkan oleh Menteri ESDM Sudirmai Said ke MKD. Bahkan Novanto menuding kalau Maroef yang menawarkan saham kepada Riza, tapi Riza menolak membelinya karena alasan tak punya uang.

  • Pengakuan Maroef

Maroef memberikan keterangan yang berbeda. Menurut dia sudah jelas sekali ada permintaan saham 11 persen kepada Presiden dan 9 persen kepada Wakil Presiden sebagaimana yang terekam dalam alat bukti. Maroef juga membenarkan bahwa permintaan saham yang dilakukan oleh Setya Novanto tersebut adalah sebagai kompensasi atas perpanjangan kontrak PT Freeport yang akan segera habis pada tahun 2021 agar bisa berjalan mulus. Selain itu, Maroef juga menambahkan adanya pembicaraan mengenai kompensasi “Hydro Power Plan”.

Pembicaraan Terkait Negosiasi Ulang Kontrak

Pengakuan Setya Novanto Vs Maroef Sjamsoeddin Makin Saling BersebranganSumber Gambar: metrotvnews.com

  • Pengakuan Setya Novanto

Setya Novanto mengatakan bahwa dia sejak awal berada di ruang kerjanya. Maroef telah meminta pertolongan mengenai bagaimana caranya memuluskan negosiasi ulang perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia. Novanto mengatakan bahwa Maroef ingin agar perpanjangan kontrak tersebut bisa dilakukan dengan segera guna mendapatkan jaminan kelanjutan operasi PT Freeport di Indonesia sampai tahun 2041.

  • Pengakuan Maroef

Maroef menyangkal bahwa dia meminta Setya Novanto untuk memuluskan negosiasi ulang PT Freeport. Dia bahkan tidak pernah berharap Novanto akan bisa membantunya dalam memuluskan negosiasi tersebut karena dia menyadari tak punya kewenangan di legislatif.

Saling Curiga Satu Sama Lain

Pengakuan Setya Novanto Vs Maroef Sjamsoeddin Makin Saling BersebranganSumber Gambar: cnnindonesia.com

  • Pengakuan Setya Novanto

Setya Novanto dari awal memang sudah curiga dengan Maroef. Oleh karena itulah dia kemudian membawa Riza Chalid untuk ikut serta. Novanto curiga dengan adanya ancamam arbitrase internasional yang dilayangkan oleh Maroef. Sekarang kecurigaan tersebut terbukti dengan beredarnya rekaman pembicaraanya tersebut.

  • Pengakuan Maroef

Maroef juga mengatakan curiga kenapa Setya Novanto membawa Riza Chalid, karena itulah dia berinisiatif merekam semua pembicaraan yang mereka lakukan. Kemudian rekaman tersebut dijadikan sebagai bahan bukti oleh Menteri ESDM Sudirman Said.

Topik:

Berita Terkini Lainnya