Terlibat Kasus Panama Papers, Kantor Mossack Fonseca Digerebek Aparat Keamanan

Kantor perwakilan firma hukum Mossack Fonseca di El Salvador digerebek oleh aparat keamanan yang dipimpin secara langsung oleh Jaksa Agung El Salvador Douglas Melendez. Polisi langsung menyita peralatan komputer dalam jumlah besar yang ditemukan di kantor Mossack Fonseca. Staf firma hukum tersebut sehari sebelumnya juga telah mencopot papan nama kantor untuk keperluan pindah ke tempat baru.

Firma hukum yang berbasis di Panama ini telah menjadi sorotan publik skandal bocornya jutaan lembar data yang membuat malu para pemimpin dunia. Dalam dokumen yang dikenal dengan nama "Panama Papers" tersebut, terungkap nama-nama tokoh dunia yang memanfaatkan tempat yang terkenal dengan "surga pajak" ini.

Perusahaan-perusahaan tersebut diduga dibuat biasanya untuk menyembunyikan aset jutaan dolar yang nantinya digunakan untuk menghindari pajak. Beberapa nama yang muncul misalnya teman dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, kerabat dekat para pemimpin Tiongkok, ayah Perdana Menteri Inggris David Cameron, hingga Presiden Ukraina Petro Poroshenko.

Baca Juga: Kicauan Duta Besar RI Dinilai Rasis Terhadap Etnis Tionghoa.

Kemunculan dokumen tersebut juga memicu investigasi besar-besaran di berbagai negara meski sejumlah nama yang muncul dalam dokumen tersebut membantah keterlibatan mereka. Presiden Vladimir Putin bahkan menuduh Amerika Serikat berada di balik bocornya data tersebut supaya stabilitas politik Rusia terganggu.

Mossack Fonseca angkat bicara.

Terkait permasalahan penggelapan pajak ini, Mossack Fonseca akhirnya buka mulut perihal Panama Papers. Mereka menganggap pemberitaan di media baru-baru ini memperlihatkan sesuatu yang tidak tepat mengenai jasa yang mereka sediakan. Mossack Fonseca menegaskan bahwa perusahaan tersebut menyediakan jasa penggabungan perusahaan dan jasa administrasi lain yang banyak disediakan di dunia. Mereka menyatakan bahwa layanan perusahaan ini hanya terbatas pada administrasi saja.

Mossack mengklaim dirinya sebagai perusahaan yang pelayanannya diatur dalam beberapa tingkatan. Mereka juga kerap mencampuradukan antar lembaga. Akan tetapi mereka merasa bahwa mereka memiliki catatan kepatuhan yang kuat. Pihaknya juga akan bertanggung jawab terhadap anggota finansial global dan komunitas bisnis.

Tetapi mereka mengatakan bahwa selama 40 tahun ini firma tersebut telah beroperasi jauh dari kata tercela, baik di negara sendiri maupun di negara lain, bahkan di tempat perusahaan ini beroperasi. Perusahaan ini juga menyatakan bahwa mereka beroperasi dalam yurisdiksi yang ketat baik dalam hal finansial maupun pengawasan legalitas.

Baca Juga: Nobel Aung San Suu Kyii Terancam Dicabut Gara-Gara Rasis.