Tragedi Penusukan di Inggris : Benarkah Ini Hipnotis Trauma Terorisme?

Pria ini berseru “This is for Syria”.

Baru-baru ini sebuah aksi terorisme terjadi di Inggris. Seorang pria ditangkap di Scotland Yard tepatnya Stasiun Leytonstone London. Pria tersebut melakukan penusukan terhadap tiga orang penumpang kereta bawah tanah. Pria yang belum diketahui namanya juga berteriak “This is for Syria” dan menusukan pisaunya sepanjang 7,5 sentimeter ke tiga orang yang ada di sekitarnya.

Tragedi Penusukan di Inggris : Benarkah Ini Hipnotis Trauma Terorisme?

Masih belum jelas apa motif di balik penusukan ini. Namun sejumlah warga Inggris menduga bahwa ini adalah bentuk penolakan atas tindakan keji Inggris telah melakukan pengeboman terhadap Suriah dengan dalil memerangi ISIS. Namun jumlah orang yang melakukan penolakan tersebut juga terbilang minoritas.

Pihak ISIS menantang siapapun yang hendak memerangi mereka untuk berperang di lembah Dabiq dan tidak mengebom melalui udara. Pasalnya pengeboman melalui udara tersebut hanya akan menewaskan wanita dan anak-anak.  

Apa sebetulnya motif di balik penusukan ini ?

Penusukan yang terjadi di Inggris ini menambah keresahan masyarakat dunia bahwa aksi terorisme telah meracuni banyak orang untuk tak ragu berbuat jahat kepada sesamanya. Efek yang ditimbulkan seperti “hipnotis” yang mensugesti orang untuk berbuat sesuatu di luar kesadarannya.

Jika dilihat secara kasat mata, mungkin sebagian orang akan beranggapan kalau penusukan tersebut adalah bentuk reaksi terhadap pemerintahan Inggris yang melakukan pengeboman terhadap Suriah. Sementara di luar sana ada seseorang yang Pro-Suriah yang tidak terima dengan tindakan tersebut. Gejolak hati yang begitu besar membuat orang ini bertindak nekat untuk melukai orang lain yang sebetulnya tidak ada kaitannya sama sekali dengan aksi pengeboman Inggris ke Suriah.

Tragedi Penusukan di Inggris : Benarkah Ini Hipnotis Trauma Terorisme?

Namun, kurang masuk akal kalau penusukan ini terjadi karena si pelaku dalam kondisi “gila”. Pasalnya jika dia gila, dia tidak mungkin menyebut “Ini untuk Suriah” sesaat sebelum melakukan penusukan. Hal ini bisa mengartikan bahwa memang dia punya tujuan untuk melakukan hal tersebut. Dia ingin diekspos oleh media dan memperlihatkan kepada dunia bahwa hal ini adalah sebagai peringatan untuk Inggris.

Efek “hipnotis” ini tidak hanya terjadi kali ini saja. Sebelumnya usai tragedi pengeboman dan penembakan di Paris yang menewaskan ratusan orang, terjadi penembakan yang dilakukan oleh suami istri di Amerika. Dalam peristiwa tersebut puluhan nyawa melayang. Efek ini terasa begitu cepat karena jeda peristiwa antara satu dengan yang lainnya terlampau dekat.  

Tragedi Penusukan di Inggris : Benarkah Ini Hipnotis Trauma Terorisme?

Selain itu, faktor lain yang juga mempengaruhi adalah mudahnya membawa senjata di negara tertentu, seperti di Amerika Serikat. Hal ini juga berakibat pada mudahnya orang-orang untuk melukai sesamanya. Mereka merasa superior dan tak bisa dikalahkan karena memiliki “senjata pencabut nyawa”.

Topik:

Berita Terkini Lainnya