Tingkat Kemiskinan di Jakarta Naik, Ini Kata Ahok!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seiring dengan nilai dolar AS yang terus meningkat, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memprediksi tingkat kemiskinan di ibu kota akan terus meningkat.
Dilansir Kompas.com, Ahok mengatakan pengalamannya ketika bekerja. Saat itu, Ahok mendapatkan gaji kurang lebih 10 juta rupiah atau 5.000 dolar AS. Namun saat itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar hanya 2.000 rupiah. Lalu, krisis moneter terjadi pada tahun 1998 yang diiringi dengan inflasi. Nilai tukar rupiah terhadap dolar pun menjadi 10.000 - 13.000 rupiah.
Badan Pusat Statistik DKI Jakarta merilis data bahwa jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta naik 0,14 poin sejak September 2015 hingga Maret 2016. Sebelumnya, pada September 2015, jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta mencapai 368.670 orang, atau 3,61 persen dari total jumlah penduduk.
Pada bulan Maret 2016, jumlah penduduk miskin semakin meningkat menjadi 384.300 orang atau 3,75 persen. Artinya, ada peningkatan sebesar 15.630 orang atau meningkat 0,14 poin.
Baca Juga: Realita di Indonesia: yang Kaya Makin Kaya yang Miskin Makin Miskin.
Sri Santo Budi Muliatinah, Kepala Bidang Statistik Sosial BPS DKI Jakarta, mengatakan bahwa peningkatan jumlah penduduk miskin di Jakarta dikarenakan terjadinya peningkatan angka garis kemiskinan pada Maret 2016.
Kenapa kemiskinan semakin merajalela?
Editor’s picks
Ketua Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta, Bestari Barus mengatakan bahwa aparatur pemerintahan di DKI Jakarta masih kurang cekatan merealisasikan program kebijakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Hal inilah membuat program Ahok belum bisa terserap dengan baik ke masyarakat miskin. Hal ini disampaikannya saat menyikapi data Badan Pusat Statistik yang mengungkap angka kemiskinan DKI Jakarta per Maret 2016 yang meningkat, 15.630 orang.
Dia mencontohkan untuk beberapa program Gubernur Ahok seperti pendidikan dan kesehatan. Faktanya saat ini Ahok memang telah menggratiskan pendidikan dan kesehatan. Bahkan beberapa sampai jenjang pendidikan tinggi. Beberapa mahasiswa mendapatkan yang lulus seleksi mendapat bantuan 18 juta per tahun.
Benarkah tingkat kemiskinan Jakarta paling besar se-Indonesia?
Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meragukan jumlah angka kemiskinan di Jakarta yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Djarot menilai, data jumlah penduduk miskin yang meningkat milik BPS Provinsi DKI Jakarta bukan data yang valid. Pasalnya, data tersebut tidak menggambarkan kondisi kemiskinan di ibu kota. Menurutnya yang didata tidak seluruhnya warga yang memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) DKI Jakarta.
Djarot pun meminta BPS Provinsi DKI Jakarta menyerahkan data jumlah peningkatan penduduk miskin di Jakarta yang valid ke Pemprov DKI Jakarta. Sehingga Pemprov dapat memberikan solusi tercepat mengatasi peningkatan jumlah penduduk miskin tersebut.
Baca Juga: 7 Miliuner Ini Membuktikan Tak Ada Orang yang Jatuh Miskin Karena Beramal.