Begini Kesaksian Sopir Truk Pengangkut E-KTP yang Tercecer di Bogor

Ternyata dia gak tahu bawa e-KTP

Jakarta, IDN Times - Kasus tercecernya e-KTP atau KTP elektronik di Bogor, Jawa Barat, memunculkan pertanyaan dari masyarakat. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sendiri telah menyebut kartu identitas warga itu sudah valid alias rusak.

1. Sopir tidak tahu barang yang dibawa adalah e-KTP

Begini Kesaksian Sopir Truk Pengangkut E-KTP yang Tercecer di Bogorkemendagri.go.id

Juri, sopir truk yang membawa e-KTP yang tercecer tersebut mengaku tidak tahu kalau barang yang diangkut dari Kemendagri di Pasar Minggu, Jakarta Selatan tersebut berisi KTP elektronik.

"Saya tahunya ada lemari atau meja," kata Juri dalam acara Indonesia Lawyer Club (ILC), Selasa malam (29/5).

Pada hari itu, kata Juri, dirinya hanya membawa mebel bekas, kardus, dan beberap karung dari kantor Kemendagri di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, menuju gudang milik Kemendagri di Bogor. Selama 2018 dia sudah mengangkut mebel bekas dua kali dari Kemendagri.

"Sering (mengangkut), ya barang mebel," ujar dia yang mengaku baru kali ini mengangkut e-KTP dari Kemendagri.

2. Kendaraan dalam kondisi tertutup rapat

Begini Kesaksian Sopir Truk Pengangkut E-KTP yang Tercecer di Bogorkemendagri.go.id

Juri mengaku heran e-KTP tercecer di jalanan, sebab dalam perjalanan tersebut kondisi truk ditutup terpal. Dia juga merasa tidak ada bajing loncat selama perjalanan itu.

"Gak ada (bajing loncat), tertutup. Saya lapisi terpal dua. Saya kaget karena terpal saya iket rapi," ujar dia.

Saat ada orang menyebut ada e-KTP terjatuh dari truknya, kata Juri, dirinya segera menghentikan kendaraannya dan menghampiri tempat kartu identitas itu terjatuh.

"Pas bawa ada yang bilang ada KTP jatuh, saya langsung kejar (e-KTP yang jatuh)," kata dia.

3. Sopir bukan pegawai Kemendagri

Begini Kesaksian Sopir Truk Pengangkut E-KTP yang Tercecer di Bogorkemendagri.go.id

Juri mengaku hanya sopir truk milik bosnya. Dia mendapat pekerjaan itu dari sang majikan, dan tidak tahu menahu tentang e-KTP. Selama 2018 baru mengirim mebel milik Kemendagri dua kali dari dan menuju tempat yang sama.

"Upah saya narik hanya Rp 200 ribu. Kalau masalah ini (proyek pengiriman barang) kan saya juga punya bos juga. Ya paling biasanya bawa bangku-bangku bekas, karung," kata dia.

Sementara, Erdi selaku perantara, mengaku memiliki teman yang bekerja di Kemendagri. Dari situlah ia mendapat pekerjaan untuk mencarikan jasa pengiriman barang.

"Ya kebetulan sering, karena ada teman di Dukcapil, dan suruh nyari mobil," kata dia.

Menurut Erdi, saat itu dia hanya disuruh mengangkut mebel milik Kemendagri. Tidak tahu kalau di dalamnya mengangkut e-KTP.

"Yang kalau gak salah lihat di situ ada meja, kursi, lemari, semua barang yang di situ saya muat. Kalau tahun ini hanya dua kali (mendapat proyek mengangkut barang)," kata dia.

Namun, kata Erdi, kasus ini kini sudah selesai. Dia juga sudah dimintai keterangan sebagai saksi di kepolisian.

"Tahu ada masalah dari media, besoknya saya dianggil dari Polsek Cibinong, sebagai saksi dan sudah selesai," ujar dia.

Topik:

Berita Terkini Lainnya